Jika Meneriaki Anak

         Orang tua yang frustrasi sering berteriak kepada anak bahkan meskipun berada di tempat umum.   Anak sangat nakal  dan tidak mau mendengarkan, ditambah dengan adanya masalah pada hari itu, sepertinya berteriak mengurangi dua beban sekaligus.  Tapi cara seperti ini bagi anak justru sangat tidak efektif untuk mendisiplinkan.  
Saat keinginan berteriak itu muncul segera tarik nafas dalam-dalam.  Cara ini diketahui selalu berhasil untuk melewati rasa marah.  Ketika emosi menurun, lebih mudah menemukan kata-kata yang lebih baik untuk dikatakan kepada anak, sehingga komunikasi selanjutnya menghindarkan teriakan-teriakan yang tidak berguna.
Jika komunikasi tidak berhasil dan masih ingin berteriak.  Periksalah suasana sekitar,  kecilkan suara televisi atau sumber suara lainnya yang mengganggu komunikasi.   Kalau perlu, tinggalkan ruangan.  Biarkan anak menyadari sendiri ksalahannya.  Biasanya mereka akan bosan sendiri jika tidak diperhatikan. 
            
Pergilah ke tempat yang lebih tenang.  Jangan dulu kembali ke pekerjaan yang tadi ditinggalkan.  Mungkin stress bersumber dari situ karena sudah terlalu lama mengerjakannya tanpa istirahat.  Ganti kesibukan sesaat.  Menelpon teman.  Dengarkan sebuah lagu kesayangan dari ponsel. 
Ingat-ingatlah .  Anda sangat mencintai sang anak.  Kenakalannya hari ini bukan semata-mata kesalahannya.  Anda tidak mau menyesal jika teriakan-teriakan hari ini mempunyai akibat di masa depan.
Bergembiralah.  Setidaknya tersenyumlah setelah membaca yang berikut ini:   “ Selalu namakan anakmu dengan akhiran huruf hidup, jadi kalau meneriaki dia sekaligus memanggil namanya.” He he he.

Always end the name of your child with a vowel, 
so that when you yell, the name will carry.  
~Bill Cosby

No comments:

Post a Comment

Joint this blog!

LinkWithin

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...