Modal Kerja







Latar Belakang
      Peningkatan kegiatan ekonomi dan pembangunan di negara-negara yang sedang berkembang tidak kecuali di Indonesia. Merupakan usaha yang harus dilaksanakan guna meningkatkan produksi dan pendapatan nasional serta meningkatkan taraf hidup penduduknya. Didirikan perusahaan baik perusahaan nasional maupun swasta merupakan usaha pemerintah dalam meningkatkan perkembangan ekonomi. Namun krisis ekonomi sedang dihadapi bangsa Indonesia saat ini mengakibatkan banyak perusahaan mengalami kesulitan dalam menjalankan usahanya, bahkan tidak sedikit yang menutup usahanya. 


Suatu perusahaan didirikan untuk jangka waktu yang tidak terbatas sehingga untuk memenuhi tuntutan itu, perusahaan harus dapat menjalankan fungsi manajemen secara efektif agar dapat bertahan dan bersaing dengan perusahaan yang lain. Manajemen modal kerja merupakan hal yang sangat penting agar kelangsungan hidup suatu perusahaan dapat dipertahankan.
Seperti yang dikutip dari Eugene F. Brigham & Joel F. Houston       ( 2001:154 ) Manajemen modal kerja tampaknya tidak sepenting penganggaran modal, dividen, dan keputusan lain menentukan arah jangka panjang perusahaan. Akan tetapi, dalam dunia persaingan global yang ketat dewasa ini, manajemen modal kerja mendapatkan perhatian yang makin meningkat dari manajemen yang berusaha keras untuk mencapai efisiensi puncak.
“Modal Kerja (working Capital) adalah investasi-investasi perusahaan pada aktiva jangka pendek, yaitu kas, sekuritas yang mudah dipasarkan, persediaan dan piutang usaha”. Eugene F. Brigham & Joel F. Houston      ( 2001:150).
Modal kerja yang disediakan dalam perusahaan jumlahnya harus sesuai dengan kebutuhan operasi perusahaan. Jumlah modal kerja yang besar dapat menjadikan tingkat likuiditas perusahaan menjadi aman. Namun modal kerja yang jumlahnya terlalu besar sebenarnya dapat merugikan perusahaan karena akan terdapat modal kerja yang tidak produktif terlebih lagi jika modal kerja tersebut berasal dari pinjaman, hal ini sangat merugikan bagi perusahaan karena harus menanggung beban bunga pinjaman.
             
Konsep Manajemen Modal Kerja
            Pengertian modal kerja sendiri adalah bahwa modal kerja diartikan sebagai aktiva lancar untuk operasi perusahaan.  Karena itu misalnya, tidak termasuk didalamnya piutang kepada manajemen, investasi pada sekuritas, dan sebagainya.
            Manajemen modal kerja meliputi seluruh aktiva lancar atau aktiva lancar dikurangi hutang lancar. Contoh manajemen modal kerja adalah manajemen kas, manajemen piutang dan manajemen persediaan. Menurut J. Fred Weston dan Thomas E. Copeland modal kerja adalah selisih antara aktiva lancar dengan hutang lancar. Dengan demikian modal kerja merupakan investasi dalam kas, surat-surat berharga, piutang dan persediaan dikurangi hutang lancar yang digunakan untuk melindungi aktiva lancar.
            Menurut Bambang Riyanto (1995) setiap perusahaan selalu membutuhkan modal kerja untuk membelanjai operasi sehari-hari. Mengenai pengertian modal kerja dapat dikemukakan adanya beberapa konsep yaitu :
1.    Konsep Kuantitatif
Konsep ini mendasarkan pada kuantitas dari dana yang tertanam dalam unsur-unsur aktiva lancar dimana aktiva ini merupakan aktiva yang sesekali berputar kembali dalam bentuk semula atau aktiva dimana dana yang tertanam didalamnya akan bebas lagi dalam waktu yang pendek. Dengan demikian modal kerja menurut konsep ini adalah keseluruhan dari dari jumlah aktiva lancar. Modal kerja dalam pengertian ini sering disebut dengan modal kerja bruto (gross working capital).


2.   Konsep Kualitatif
Pada konsep kualitatif ini modal kerja itu hanya dikaitkan dengan besarnya jumlah aktiva lancar saja, maka pada konsep kualitatif ini pengertian modal kerja juga dikaitkan dengan besarnya jumlah utang lancar atau utang yang segera harus dibayar. Dengan demikian maka sebagian dari aktiva lancar ini harus disediakan untuk memenuhi kewajiban financial yang segera harus dilakukan, dimana bagian aktiva lancar ini tidak boleh digunakan untuk membiayai operasinya dalam menjaga likuiditas perusahaan. Oleh karena itu modal kerja menurut konsep ini adalah sebagian dari aktiva lancar yang benar-benar dapat digunakan untuk membiayai operasi perusahaan tanpa mengganggu likuiditasnya, yaitu yang merupakan kelebihan aktiva lancar diatas utang lancarnya. Modal kerja dalam pengertian ini sering disebut modal kerja netto (net working capital).
3.   Konsep Fungsional
Konsep ini mendasarkan pada fungsi dari dana dalam menghasilkan pendapat (income). Setiap dana yang dikerjakan atau digunakan dalam perusahaan adalah dimaksudkan untuk menghasilkan pendapat. Ada sebagian dana yang digunakan dalam suatu periode akuntansi tertentu yang seluruhnya langsung menghasilkan pendapatan bagi periode tersebut (current income) dan ada sebagian dana lain yang juga digunakan selama periode tersebut tetapi tidak seluruhnya digunakan untuk menghasilkan current income

Tujuan dan Sumber Modal Kerja
            Tujuan laporan perubahan modal kerja adalah memberikan ringkasan transaksi keuangan yang terjadi selama satu periode dengan menunjukkan sumber dan penggunaan modal kerja dalam periode tersebut. Laporan perubahan modal kerja akan memberikan gambaran tentang bagaimana management mengelola perputaran atau sirkulasi modalnya. Dimana sumber-sumber modal kerja berasal dari :
1.    Hasil operasi perusahaan
2.    Keuntungan dari penjualan surat-surat berharga (investasi jangka pendek)
3.    Penjualan aktiva tidak lancar
4.    Penjualan saham atau obligasi
Manfaat Modal Kerja adalah :
o   Melindungi perusahaan terhadap krisis modal kerja karena turunnya nilai dari aktiva lancar.
o   Memungkinkan untuk dapat membayar semua kewajiban - kewajiban tepat pada waktunya.
o   Menjamin dimilikinya kredit standing perusahaan semakin besar dan memungkinkan bagi perusahaan untuk dapat menghadapi bahaya – bahaya atau kesulitan keuangan yang mungkin terjadi.
o   Memungkinkan untuk memiliki persediaan dalam jumlah yang cukup untuk melayani konsumen.
o   Memungkinkan bagi perusahaan untuk memberikan syarat kredit yang lebih menguntungkan kepada para langganannya.
o   Memungkinkan bagi perusahaan untuk dapat beroperasi dengan lebih efisien karena tidak ada kesulitan untuk memperoleh barang atau jasa yang dibutuhkan.
o   Laporan modal kerja akan sangat berguna bagi management untuk mengadakan pengawasan terhadap modal kerja.
Menurut Agnes Sawir, besarnya modal kerja dipengaruhi oleh faktor umum dan faktor khusus yaitu :
a.   Faktor umum, Perusahaan membiayai modal kerja biasanya untuk mendukung penjualan. Banyak perusahaan yang menetapkan aktiva lancar sesuai dengan proporsi penjualan tahunannya. Fluktuasi musiman akan permintaan untuk produk atau jasa perusahaan merupakan faktor penentu besarnya modal kerja. Adanya trend produk tertentu pada waktu tertentu menyebabkan permintaan akan barang atau jasa meningkat sehingga diperlukan modal kerja yang tinggi. Perusahaan teknologi yang tentu saja berdampak pada proses produksi dapat mempunyai pengaruh kuat pada kebutuhan terhadap modal kerja. Pada proses produksi konvensional yang biasanya dikerjakan oleh tenaga manusia kemudian digantikan oleh mesin dapat mengurangi pengeluaran terhadap pekerjaan yang akhirnya akan mengurangi kebutuhan modal kerja. Kebijakan perusahaan akan berdampak pada tingkat modal kerja permanen maupun musiman, misalnya ada kebijakan penghematan yang ditekankan oleh manajemen baru.
b.   Faktor khusus, Perusahaan besar mempunyai perbedaan modal kerja yang mencolok dibandingkan dengan perusahaan kecil. Perusahaan besar dengan banyak sumber dana mungkin membutuhkan modal kerja yang lebih kecil dibandingkan dengan total aktiva atau penjualan. Aktivitas perusahaan berarti keadaaan bisnis, misalnya sebuah perusahaan yang menawarkan jasa tidak akan memberikan piutang sehingga modal kerja yang diperlukan semakin besar. Ketersediaan kredit, jika perusahaan meminjam untuk membiayai dengan kredit maka diperlukan kas yang lebih sedikit. Perilaku akan menambah keuntungan berarti menambah jumlah produksi dan juga akan menambah total aktiva lancar. Jumlah yang besar pada aktiva lancar akan mengurangi keuntungan keseluruhan, makin besar tingkat aktiva lancar semakin kecil resiko.

MACAM – MACAM MODAL KERJA
            Modal kerja merupakan kekayaan atau aktiva yang diperlukan oleh per­usahaan untuk menyelenggarakan kegiatan sehari-hari yang selalu berputar dalam periode tertentu.
            Menurut W.B. Taylor, Modal Kerja dalam suatu perusahaan dapat digolongkan sebagai berikut:
1.   Modal Kerja Permanen (Permanent Working Capital)
Yaitu modal kerja yang harus selalu ada pada perusahaan agar dapat berfungsi dengan baik dalam satu periode akuntansi. Modal kerja permanen terbagi menjadi dua :
a.    Modal kerja primer (primary working capital) adalah sejumlah modal kerja minimum yang harus ada pada perusahaan untuk menjamin kelangsungan kegiatan usahanya.
b.   Modal kerja normal (normal working capital) yaitu sejumlah modal kerja yang dipergunakan untuk dapat menyelenggarakan kegiatan produksi pada kapasitas normal. Kapasitas normal mempunyai pe­ngertian yang fleksibel menurut kondisi perusahaannya.
2.   Modal Kerja Variabel (Variable Working Capital)
Yaitu modal kerja yang dibutuhkan saat-saat tertentu dengan jumlah yang berubah - ubah sesuai dengan perubahan keadaan dalam satu periode. Modal kerja variabel dapat dibedakan :
a.           Modal kerja musiman (seasonal working capital) yaitu sejumlah modal kerja yang besarnya berubah-ubah disebabkan oleh perubahan musim.
b.           Modal kerja siklis (cyclical working capital) yaitu sejumlah modal kerja yang besarnya berubah-ubah disebabkan oleh perubahan permintaan produk.
c.      Modal kerja darurat (emergency working capital) yaitu modal kerja yang besarnya berubah-ubah yang penyebabnya tidak diketahui sebelumnya (misalnya kebakaran, banjir, gempa bumi, buruh mogok dan sebagainya)..
Besar - kecilnya modal kerja dipengaruhi oleh beberapa faktor :
a.     Volume penjualan : Faktor ini adalah faktor yang paling utama karena perusahaan memerlukan modal kerja untuk menjalankan aktivitasnya yang mana puncak dari aktivitasnya itu adalah tinggi penjualan, Dengan demikian pada tingkat penjualan tinggi diper­lukan modal kerja yang relatif tinggi dan sebaliknya bila penjualan rendah dibutuhkan modal kerja yang relatif rendah.
b.     Beberapa kebijaksanaan yang ditetapkan oleh perusahaan antara lain:
-       Sifat dan tipe perusahaan
-       Waktu yang dibutuhkan
-       Syarat pembelian bahan dan barang dagangan
-       Syarat penjualan
-       Tingkat perputaran

c.     Pengaruh musim : dengan adanya pergantian rnusim, akan dapat mempengaruhi besar-kecllnya barang jasa kemudian mempengaruhi besarnya tingkat penjualan. Fluktuasi tingkat penjualan akan mempengaruhi besar - kecilnya modal kerja yang dibutuhkan untuk menyelenggarakan kegiatan produksi.
d.     Kemajuan teknologi: perkembangan teknologi dapat mempengaruhi atau mengubah proses produksi menjadi lebih cepat dan lebih ekonomis, dengan demikian akan dapat mengurangi besamya kebutuhan modal kerja. Tetapi dengan perkembangan teknologi maka perusahaan perlu mengimbangi dengan membeli alat-alat investasi baru sehingga diperlukan modal kerja yang relatif besar.
Manajemen modal kerja pada dasarnya meliputi beberapa kegiatan :
1.              Perencanaan besarnya kebutuhan modal kerja.
Perubahan dari aktivitas usaha suatu perusahaan akan mengakibatkan perubahan terhadap kebutuhan modal kerja. Kebutuhan modal kerja dalam satu periode (satu tahun) pada waktu yang akan datang diperhitungkan sebagai berikut :
Kebutuhan Modal Kerja = Periode Perputaran Modal Kerja x Rata-rata      Pengeluaran Kas per Periode

2.       Sumber-sumber pemenuhan modal kerja.
Modal kerja yang dibutuhkan oleh perusahaan dapat dipenuhi dari dua sumber :
a.         Sumber intern (internal sources); adalah modal kerja yang dihasil
kan oleh perusahaan sendiri dari aktivitas operasional.
b.         Sumber ekstern (external sources); adalah modal kerja yang berasal dari luar aktivitas perusahaan.
3.       Penggunaan modal kerja; Penggunaan modal kerja akan menyebabkan perubahan bentuk maupun penurunan jumlah aktiva lancar yang dimiliki perusahaan, namun tidak selalu penggunaan aktiva lancar diikuti dengan perubahan dan penurunan jumlah modal kerja yang dimiliki perusahaan.
4.       Analisa laporan sumber dan penggunaan modal kerja (Statement
of fund/Statement of Financial Changes); Sebagai dasar perencanaan, pengelolaan dan pengawasan modal kerja di masa yang akan datang bagi manajemen diperlukan iaporan perubahan modal kerja yang menunjukkan secara rinci terjadinya kenaikan atau penurunan modal kerja dari tahun ke tahun berikutnya serta penyebab terjadinya kenaikan atau penurunan itu.
         Perubahan modal kerja yang terjadi, dengan kenaikan aktiva lancar dan penurunan utang lancar dinilai amat baik apabila berasal dan hasil operasi perusahaan yang bersangkutan, dapat dinilal kurang baik jika modal kerja itu berasal dari utang jangka panjang.
Laporan perubahan modal kerja akan menunjukkan :
a.         Perubahan yang terjadi untuk setlap jenis atau elemen modal kerja
yaitu perubahan masing-masing pos aktiva lancar atau utang lancar dan perubahannya secara keseluruhan dalam periode tertentu.
b.         Sebab-sebab terjadinya, perubahan modal kerja dan dari mama modal kerja diperoleh 'serta berbagai penggunaan modal kerja tersebut.




Penggunaan aktiva lancar yang mengakibatkan turunnya modal kerja adalah :
a.       Pembayaran kerugian dalam kegiatan operasional perusahaan. Di­katakan sebagai penggunaan modal kerja apabila perusahaan mengalarni kerugian yaitu jumlah biaya dalam suatu periode lebih besar daripada jumlah penghasilannya.
Contoh :
Penjualan bersih barang dagangan Rp 10.000.000,00
Harga pokok penjualan                               8.000.000,00
Laba kotor

Rp
2.000.000,00
Biaya lain-Lain
Rp 2.500.000,00


Penyusutan
1.000.000,00




Rp
3.500.000,00

Rugi
Rp
1.500.000,00

Jumlah modal kerja untuk menutup kerugian sebesar
Rp1.500.000,00 –  Rp1.000.000,00          (penyusutan) adalah Rp500.000,00.
b.       Pembayaran kerugian-kerugian yang diderita oleh perusahaan karena adanya penjualan surat-surat berharga atau efek maupun kerugian insidentil lainnya. Kegiatan di luar kegiatan operasi ter­dapat pada selisih pendapatan dan biaya lain-lain dalam suatu periode sedang kerugian insidentil adalah kerugian pada saat tertentu yang keduanya mengakibatkan berkurangnya modal kerja.
c.         Adanya pembayaran utang - utang jangka panjang, utang hipotek, obligasi maupun utang jangka panjang lainnya.
d.       Adanya pembelian aktiva tetap atau investasi jangka panjang lainnya yang mengakibatkan berkurangnya aktiva lancar atau tumbuh­nya utang lancar. Dengan demikian akan mengurangi besarnya modal kerja.
e.         Adanya pengambilan uang kas oleh pemilik perusahaan dan peng­ambilan keuntungan atas pengambilan dividen oleh pemilik dalam perseroan terbatas.
f.       Adanya pembentukan dana dan aktiva lancar pada tujuan tertentu dalam       jangka panjang.
    Tetapi ada juga pemakaian aktiva lancar yang tidak mengubah jumlah modal kerja atau jumlah aktiva lancar itu sendiri, hanya mengakibatkan perubahan bentuk saja.
Beberapa contohnya adalah :
1)           Pembelian barang dagangan atau bahan-bahan baku secara tunai. Jadi mengeluarkan kas tetapi di pihak lain persediaan bertambah dalam jumlah yang sama, kedua-duanya adalah aktiva lancar.
2)       Adanya perubahan dari bentuk piutang ke bentuk piutang yang lain, dari piutang dagang menjadi piutang wesel dan seterusnya. Dengan demikian tetap merupakan satu bagian dari modal kerja.
Untuk dapat mengetahui perubahan modal kerja dapat dengan membandingkan dua neraca dari dua tahun yang berurutan dan kemudian diperhitungkan perubahan kenaikan atas penurunan modal kerjanya. Contoh analisis laporan sumber dan penggunaan modal kerja :




Neraca PT "Hidayat"
31 Desember 1995 dan 31 Desember 1996

Neraca

31 Desember 1995
31 Desember 1996
-   Kas
Rp           1.000.000,00
Rp
1.800.000,00
-   Piutang dagang
2.600.000,00

3.200.000,00
-   Piutang wesel
1.000.000,00

500.000,00
-   Persediaan
1.900.000,00

2.100 000,00
-   Persekot biaya
90.000,00

70.000.00
-   Tanah
4.000.000,00

4.000 000,00
-   Gedung
10.000.000,00

15.000.000,00
-   Alat kantor
2.500.000,00

4.000.000,00

Rp          23.090.000,00
Rp
30.670.000,00
Utang dagang
Rp           1.300.000,00
Rp
1.100.000,00
Utang wesei
300.000,00

250.000,00
Utang gaji
600.000,00

800.000,00
Utang hipotek
1.800.000,00

2.000.000,00
Utang obligasi
1.200.000,00

1.000.000,00
Saham preferen
4.000.000,00

5.000.000,00
Saham biasa
6 000.000,00

9.000.000,00
Cadangan penyusutan gedung
1 500 000,00

2.000.000,00
  Cadangan penyusutan     alat kantor kantor
500 000,00

10.000.000,00
Laba ditahan
6.890.000,00

8.770.000,00

Rp          23.090.000,00
Rp
30.670.000,00
Dari data tersebut adalah analisis perubahan modal kerjanya sebagai berikut :
             
Analisa sumber dan penggunaan modal kerja dapat digunakan untuk :
a.         Memberikan input terhadap manajer keuangan tentang hal-hal yang terjadi terutama ketidakwajaran baik peningkatan maupun penurunan modal kerja secara keseluruhan dan secara rinci dari struktur modal kerja itu.
b.         Sebagai dasar penilaian pembelanjaan perusahaan, yaltu menunjukkan besarnya pertumbuhan perusahaan yang dibelanjai dari dalam dan dari luar perusahaan.
c.         Sebagai perencanaan pembelanjaan jangka rnenengah dan jangka panjang.
d.         Merupakan alternatif perkiraan perubahan kas.
Cara Pemilihan Pemenuhan Kebutuhan Dana dari Bank
          Dalam memenuhi kebutuhan dana yang termasuk dalam modal kerja dapat dilaksanakan sendiri-sendiri dari bagian aktiva dan dalam hal ini dikatakan menggunakan sistem pembelanjaan total. Jikalau pemenuhan kebutuhan dana dipenuhi dengan menggunakan sistem pembelanjaan total maka dibedakan menjadi modal yang konstan dan modal yang variabel. Modal yang konstan adalah modal permanen yang harus ada. sedang modal variabel adalah yang berubah-ubah di atas kebutuhan modal tetap.

No comments:

Post a Comment

Joint this blog!

LinkWithin

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...