Latar Belakang Masalah
Ketika suatu pengungkit (lever) digunakan dengan tepat, maka tekanan yang diterapkan pada suatu titik akan dibentuk, atau diperbesar, menjadi tekanan atau gerakan lainnya di titik lain. Yang biasanya langsung terbayang adalah alat pengungkit mekanis. Akan tetapi, dalam konteks bisnis, pengungkit (leverage) artinya penggunaan biaya tetap dalam usaha untuk meningkatkan (atau lever up) profitabilitas.
Dalam bab ini akan dibahas berbagai prinsip leverage operasional (operating leverage) dan leverage keuangan (financial leverage).Leverage operasional berkaitan dengan biaya operasional tetap yang berhubungan dengan produksi barang atau jasa, sementara leverage keuangan berkaitan dengan keberadaan biaya pendanaan tetap, khususnya bunga utang, Kedua jenis leverage tersebut dapat mempengaruhi tingkat dan variabilitas pendapatan setelah pajak perusahaan, dan juga risiko serta pengembalian keseluruhan perusahaan.
Dalam bab ini akan dibahas berbagai prinsip leverage operasional (operating leverage) dan leverage keuangan (financial leverage).Leverage operasional berkaitan dengan biaya operasional tetap yang berhubungan dengan produksi barang atau jasa, sementara leverage keuangan berkaitan dengan keberadaan biaya pendanaan tetap, khususnya bunga utang, Kedua jenis leverage tersebut dapat mempengaruhi tingkat dan variabilitas pendapatan setelah pajak perusahaan, dan juga risiko serta pengembalian keseluruhan perusahaan.
Leverage operasional selalu ada jika perusahaan memiliki biaya operasional tetap-berapa pun volumenya. Tentu saja, dalam jangka panjang, semua biaya bersifat variable. Akibatnya, analisis perlu melibatkan pertimbangkan jangka pendek. Kita menanggung biaya operasional tetap dengan harapan volume penjualan akan menghasilkan pendapatan lebih dari cukup untuk menutup semua biaya operasional tetap dan variable. Salah satu contoh dramatis dari pengaruh leverage operasional adalah dalam industry penerbangan, yang memiliki proporsi besar total biaya operasional tetap. Diluar factor-faktor titik impas tertentu, tiap penumpang tambahan pada dasarnya mencerminkan laba operasional langsung (pendapatan sebelum bunga dan pajak, atau EBIT) bagi perusahaan penerbangan tersebut.
Penting untuk diingat bahwa biaya operasional tetap tidak berubah sejalan dengan perubahan volume. Biaya ini meliputi berbagai hal seperti depresiasi gedung dan peralatan, asuransi, sebagian dari tagihan listrik dan air, serta sebagian dari biaya manajemen. Dipihak lain, biaya operasional variable dapat berubah secara langsung bersama-sama dengan tingkat output. Biaya ini meliputi bahan baku, biaya tenaga kerja langsung, sebagian dari keseluruhan tagihan listrik dan air, komisi langsung penjualan, serta beberapa bagian tertentu biaya umum dan administrasi.
Salah satu potensi pengaruh menarik yang disebabkan oleh keberadaan biaya operasional tetap (leverage operasional) adalah perubahan dalam volume penjualan akan menghasilkan perubahan yang lebih besar daripada perubahan proporsional dalam laba (atau rugi) operasional. Jadi, seperti pengungkit yang digunakan untuk memperbesar tekanan atau suatu titik sehingga menjadi tekanan yang lebih besar di titik lainnya, keberadaan biaya operasional tetap menyebabkan perubahan persentase dalam volume penjualan dalam menghasilkan perubahan besar atau laba (atau rugi) operasional. (Catatan: ingat bahwa leverage adalah pedang bermata dua-jika laba perusahaan dapat diperbesar, maka begitu pula dengan kerugiannya.
Pembatasan Masalah
Melihat dari latar belakang masalah serta memahami pembahasannya maka penulis dapat memberikan batasan-batasan pada:
1. Leverage Operasional (operating leverage) ?
2. Leverage Keuangan (financial leverage) ?
3. Total Leverage ?
KONSEP LEVERAGE
Leverage adalah penggunaan asset atau dana, di mana atas penggunaan tersebut perusahaan harus menanggung beban tetap berupa penyusutan atau berupa bunga. Ditinjau dari laporan laba rugi, leverage dibedakan menjadi 2 yaitu operating leverage dan financial leverage. Operating leverage adalah penggunaan asset dengan beban tetap dengan harapan bahwa return yang dihasilkan atas pennggunaan tersebut akan dapat menutup biaya tetap dan biaya variable. Sedangkan financial leverage adalah penggunaan dana dengan beban tetap dengan harapan untuk dapat meningkatkan earning per share (EPS). Untuk dapat membedakan secara jelas mengenai kedua leverage tersebut, berikut diberikan laporan laba rugi ilustratif dengan pendekatan direct costing.
OPERATING LEVERAGE
Operating leverage (OL) digunakan untuk mengetahui atau mengukur besarnya pengaruh perubahan SALES terhadap EBIT, rumusnys sebagai berikut:
SALES – VARIABEL COST
OL = ------------------------------------------------------ atau
SALES- VARIABEL COST – FIXED COST
% PERUBAHAN EBIT
OL = -------------------------------
% PERUBAHAN SALES
Misalnya, OL suatu perusahaan = 2, artinya jika SALES berubah sebesar A %, maka EBIT akan berubah 2 kali A %. Apabila OL suatu perusahaan cukup tinggi, berarti EBIT-nya sangat sensitive terhadap perubahan SALES, baik perubahan kearah positif maupun kearah negative. Dengan demikian, manajemen harus lebih hati-hati dalam menentukan kebijakan harga jual dan kuantitas penjualannya.
Berikut data laporan laba rugi ilustratif dengan pendekatan direct costing milik PT A dan PT B.
Table 5.6 : perhitungan EBIT (dalam ribuan rupiah).
Uraian
|
PT A
|
PT B
|
Sales
Variabel Cost
Contribution margin
Fixed cost
Earning Before Interest & Tax (EBIT)
|
200.000
(150.000)
50.000
(25.000)
25.000
|
200.000
-(100.000)
100.000
(60.000)
40.000
|
200.000 – 150.000 50.000
OL PT A = -------------------------------------- = ------------ = 2
200.000 – 150.000 – 25.000 25.000
200.000 – 100.000 100.000
OL PT B = --------------------------------------- = --------------- = 2,5
200.000 – 100.000 – 60.000 40.000
OL PT A = 2, artinya jika SALES berubah Z % misalnya, maka EBIT akan berubah 2 kali Z %
OL PT B = 2,5, artinya jikia SALES berubah Y % misalnya, maka EBIT akan berubah 2,5 kali Y %. OL PT B lebih besar daripada OL PT A, berarti EBIT PT B lebih sensitive terhadap perubahan SALES-nya. Dibuktikan dalam table 5.7.
Tabel 5.7: Perhitungan pengaruh perubahan sales terhadap EBIT
(dalam rupiah)
Uraian
|
PT A
|
PT B
| ||
100 %
|
120 %
|
100 %
|
120 %
| |
SALES
Variabel cost
Contribution margin
Fixed cost
Earning Before Interest & Tax
Persentase kenaikan
|
200.000
(150.000)
50.000
(25.000)
25.000
-
|
240.000
(180.000)
60.000
(25.000)
35.000
40 %
|
200.000
(100.000)
100.000
(60.000)
40.000
-
|
240.000
(120.000)
120.000
(60.000)
60.000
50 %
|
OL PT A = 2, artinya jika SALES naik 20 %, maka EBIT akan naik 2 kali 20 % ( = 40 %). Diketahui bahwa EBIT yang semula Rp 25.000 naik menjadi 35.000, berarti EBIT naik 40 %.
OL PT B = 2,5 , artinya jika SALES naik 20 % , maka EBIT akan naik 2,5 kali 20 % (=50 %). Diketahui bahwa EBIT yang semula Rp 40.000 naiki menjadi 60.000, berarti EBIT naik 50 %.
FINANCIAL LEVERAGE
Financial Leverage (FL) digunakan untuk mengetahui atau mengukur besarnya pengaruh perubahan EBIT terhadap earning per share (EPS), rumusnya sebagai berikut.
SALES - VARIABEL COST – FIXED COST
FL =---------------------------------------------------------------------------- Atau
SALES VARIABEL-VARIABEL COST-FIXED COST-INTERES
% PERUBAHAN EPS
FL = ------------------------------
% PERUBAHAN EBIT
Misalnya, FL suatu perusahaan =2, artinya jika EBIT berubah sebesar A %, maka EPS akan berubah 2 kali A %. Apabila OL suatu perusahaan cukup tinggi, berarti EPS-nya sangat sensitive terhadap perubahan EBIT, baik perubahan ke arah positif maupun kearah negative.
Apabila suatu perusahaan dalam menggunakan dananya dengan beban tetap tersebut dapat menghasilkan efek memperbesar EPS, maka dikatakan bahwa perusahaan tersebut menjalankan trading on the equity.
Berikut laporan laba rugi ilustratif dengan pendekatan direct costing milik PT A dan PT B.
Tabel 5.8: penghitungan EPS (dalam ribuan rupiah)
Uraian
|
PT A
|
PT B
|
Earning Before Interest & Tax (EBIT)
Interest
Earning Before Tax (EBT)
Tax (10 %)
Earning After Tax (EAT)
Outstanding Common Stock
EPS (dalam rupiah penuh)
|
25.000
(5.000)
20.000
(2.000)
18.000
1.000 lbr
18
|
40.000
(15.000)
25.000
(2.500)
22.500
1.500 lbr
15
|
200.000 – 150.000 – 25.000 25.000
FL PT A =-------------------------------------------------- = ------------ = 1,25
200.000 – 150.000 – 25.000 – 5.000 20.000
200.000 – 100.000 - 60.000 40.000
FL PT B =-------------------------------------------------- =-------------- = 1,60
200.000 – 100.000 – 60.000 – 15.000 25.000
FL PT A = 1,25, artinya jika EBIT berubah Z %, maka EPS akan berubah 1,25 kali Z %.
FL PT B = 1,60, artinya jika EBIT berubah Y %, maka EPS akan berubah 1,60 kali Y % . FL PT B>FL PT A, berarti EPS PT B lebih sensitive terhadap perubahan EBIT-nya. Dibuktikan pada table 5.9.
Tabel 5.9: Penghitungan pengaruh perubahan EBIT terhadap EPS (ribuan rupiah).
| ||||||||||||||||
FL PT A = 1,25, artinya jika EBIT naik 20 %, maka EPS akan naik 1,25 kali 20 % = 25 %. Diketahui bahwa EPS yang semula Rp18 naik mwenjadi Rp 22,5, berarti EPS naik 25 % . FL PT B = 1,60, artinya jika EBIT naik 20 %, maka EPS akan naik 1,60 kali 20 % = 32 %. Diketahui bahwa EPS yang semula Rp 15 naik menjadi Rp19,8, berarti EPS naik 32 %.
TOTAL LEVERAGE
Ketika leverage keuangan digabungkan dengan leverage operasional, hasilnya disebut sebagai leverage total (total leverage) atau leverage gabungan (combined leverage). Pengaruh dari menggabungkan leverage keuangan dengan leverage operasional merupakan pembesaran dua tahap untuk perubahan berapa pun dalam penjualan menjadi perubahan yang relative besar dalam EPS. Ukuran kuantitatif dari sensitivitas total EPS perusahaan ini terhadap perubahan dalam penjualan perusahaan disebut sebagai tingkat leverage total (degree of total leverage-DTL).
Total leverage (TL) digunakan untuk mengetahui atau mengukur besarnya pengaruh perubahan SALES terhadap EPS, rumusnya sebagai berikut.
SALES – VARIABEL COST
TL = ------------------------------------------------------------------------ Atau
SALES – VARIABEL COST – FIXED COST – INTEREST
% PERUBAHAN EPS
TL = -------------------------------
% PERUBAHAN SALES
Misalnya, TL suatu perusahaan = 5, artinya jika SALES berubah sebesar Z %, maka EPS akan berubah 5 kali Z %, apabila FL suatu perusahaan cukup tinggi, berarti EPS-nya sangat sensitive terhadap perubahan SALES, baik perubahan ke arah positif maupu ke arah negative.
Berikut data laporan rugi laba iluistratif dengan pendekatan direct costing milik PT A dan PT B.
Tabel 5.10: Penghitungan EPS (dalam ribuan rupiah)
Uraian
|
PT A
|
PT B
|
Sales
Variable cost
Contribution marging
Fixed cost
Earning Before Interest & Tax (EBIT)
Interest
Earning Before Tax (EBT)
Tax (10 %)
Earning After Tax (EAT)
Outstanding Common Stock
EPS (dalam rupiah penuh)
|
200.000
(150.000)
50.000
(25.000)
25.000
(5.000)
20.000
(2.000)
18.000
1.000 lbr.
18
|
200.000
(100.000)
100.000
(60.000)
40.000
(15.000)
25.000
(2.500)
22.500
1.500 lbr
15
|
200.000-150.000 50.000
TL PT A =------------------------------------------------ =----------------- = 2,5
200.000 – 150.000 – 25.000 – 5.000 20.000
200.000 – 100.000 100.000
FL PT B = ------------------------------------------------- =----------------- = 4,0
200.000 – 100.000 – 60.000 – 15.000 25.000
TL PT A = 2,5, artinya jika SALES berubah Z %, maka EPS akan berubah 2,5 kali Z %.
TL PT B = 4,0 artinya jika SALES berubah Y %, maka EPS akan berubah 4,0 kali Y %. TL PT B> TL PT A, berarti EPS PT B lebih sensitive terhadap perubahan SALES-nya. Dibuktikan pada table 5.11.
Tabel 5.11: Penghitungan pengarug perubahan sales terhadap EPS.
Uraian
|
PT A (000)
|
PT B (000)
| ||
100 %
|
120 %
|
100 %
|
120 %
| |
SALES
Variable cost
Contribution margin
Fixed cost
Earning Before Interest & Tax (EBIT)
Interest
Earning Before Tax (EBT)
Tax (10 %%)
Earning After Tax (EAT)
Outstanding Common Stock
EPS (dalam rupiah penuh)
Peresentase kenaikan EPS
|
200.000
(150.000)
50.000
(25.000)
25.000
(5.000)
20.000
(2.000)
18.000
1.000 lbr
18
|
240.000
(180.000)
60.000
(25.000)
35.000
(5.000)
30.000
(3.000)
27.000
27
50 %
|
200.000
(100.000)
100.000
(60.000)
40.000
(15.000)
25.000
(2.500)
22.500
1.500 lbr
15
|
240.000
(120.000)
120.000
(60.000
60.000
(15.000)
45.000
(4.500)
40.500
27
80 %
|
TL PT A = 2,5, artinya jika Sales naik 20 %, maka EPS akan naik 2,5 kali 20 % (= 50 %). Diketahui bahwa EPS yang semula Rp 18 naik menjadi 27, berarti EPS naik 50 %.
TL PT B = 4, artinya jika SALES naik 20 %, maka EPS akan naik 4 kali 20 % (= 80 %). Diketahui bahwa EPS yang semula Rp 15 naik menjadi Rp 27, berarti EPS naik 8 %.
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penulisan diatas tentang leverage dapaT ditarik kesimpulan bahwa:
- Salah satu potensi pengaruh leverage operasional adalah perubahan dalam volume penjualan akan menghasilkan perubahan yang lebih dari proporsional dalam laba (atau rugi) operasional. Ukuran kuantitatif dari sensivitas laba operasional perusahaan atas perubahan dalam penjualan perusahaan disebut tingkat leverage operasional (degree of operating leverage- DOL). Dol suatu nperusahaan dengan tingkat output tertentu (atau penjualan) adalah persentase perubahan dala laba operasional atas perubahan persentase dalam output (atau penjualan) yang menyebabkan perubahan dalam laba,jadi,
Tingkat DOL untuk Q unit persentase perubahan dalam labaoperasional (EBIT)
= ---------------------------------------------------------------------
Output (atau penjualan) persentase perubahan dalam output (atau penjualan)
- Leverage keuangan melibatkan penggunaan pendanaan biaya tetap. Menariknya, leverage keuangan diperoleh karena pilihan sendiri, akan tetapi leverage operasional kadang kala tidak. Jumlah leverage operasional (jumlah operasional tetap) yang digunakan oleh perusahaan kadang ditentukan oleh kebutuhan fisik operasi perusahaan.
- Leverage keuangan digunakan dengan harapan dapa meningkatkan pengembalian ke para pemegang saham biasa. Leverage yang menguntungkan (favorable) atau positif terjadi jika perusahaan dapat menghasilkan pendapatan yang lebih tinggi dengan menggunakan dana yang didapat dalam bentuk biaya tetap tersebut (dana yang didapat dengan menerbitkan utang bersuku bunga tetap atau saham preferen dengan tingkat dividen yang konstan). Leverage yang tidak menguntungkan (unfavorable)atau negative terjadi ketika perusahaan tidak memiliki hasilsebanyak biaya pendanaan tetapnya.
- Menguntungkan atau tidaknya suatu leverage keuangan, atau yang kadang disebut juga “memperdagangkan ekuitas” (trading on the equity),dinilai dalam hal pengaruhnya atas EPS bagi para pemegang saham biasa. Akibatnya, Leverage keuangan adalah tahap kedua dalam proses pembesaran laba yang memiliki dua tahapan. Dalam tahap pertama leverage operasional akan memperbesar pengaruh perubahan dalam penjualan atas perubahan laba operasional. Dalam tahap kedua, manajer keuangan memiliki pilihan untuk menggunakan leverage keuangan agar dapat makin memperbesar pengaruh perubahan apapun yang dihasilkan dalam laba operasional atas perubahan Earning per share (EPS).
No comments:
Post a Comment