Sebuah strategi proses atau transformasi adalah sebuah pendekatan organisasi untuk mengubah sumber daya menjadi barang dan jasa. Tujuan strategi proses adalah untuk menemukan suatu cara memproduksi barang dan jasa yang memenuhi persyaratan pelanggan dan spesifikasi produk yang berada dalam batasan biaya dan manajerial lain. Proses yang dipilih akan mempunyai dampak jangka panjang pada efisiensi dan produksi, begitu pula pada fleksibilitas biaya.
Pemilihan jenis proses yang akan digunakan untuk membuat produk juga dipengaruhi oleh apakah produk itu made-to-stock (membuat produk untuk persediaan) atau made-to-order (membuat produk atas pesanan). Seorang manajer dapat memutuskan memproduksi untuk pesanan atau persediaan, memutuskan aliran proses yang bervolume rendah atau tinggi, dan sebagainya. Pemilihan proses ini bersifat strategik dan sangat penting karena keputusan suatu proses dapat mempengaruhi harga, kualitas, pengiriman/penyerahan, dan fleksibilitas operasi. Seperti yang dijelaskan oleh Wickham Skinner (1969) bahwa keputusan pemilihan proses cenderung untuk mengikat perusahaan pada peralatan, fasilitas, dan angkatan kerja tertentu.
Keputusan pemilihan proses berbeda untuk setiap perusahaan. Demikian pula keputusan yang diambil oleh Perusahaan PT. Kimia Farma, untuk tujuannya memenuhi kebutuhan obat-obatan masyarakat, dimana keputusan ini akan berdampak jangka panjang pada efisiensi, fleksibilitas, biaya dan kualitas produksi perusahaannya.
Pembatasan Masalah
Melihat dari latar belakang masalah serta memahami pembahasannya maka penulis dapat memberikan batasan-batasan pada :
1. Bagaimana Karakteristik Aliran Proses ?
2. Bagaimana Perbedaan antara made-to-stock dan made-to-order ?
3. Bagaiman karakteristik aliran proses dan pemilihan proses membuat produk berdasarkan jenis pelanggan pada perusahaan PT. Kimia Farma ?
Fungsi Operasi.
Definisi Manajemen Operasional.
Manajemen operasional bertanggung jawab untuk menghasilkan barang atau jasa dalam organisasi. Manajer operasi mengambil keputusan yang berkenaan dengan suatu fungsi operasi dan sistem transormasi yang digunakan. Dengan demikian, manajemen operasi adalah kajian pengambilan keputusan dari suatu fungsi operasi. Dari definisi ini terdapat tiga hal yang mendapat penekanan: fungsi, sistem, dan keputusan.
a. Fungsi.
Manajer operasi bertanggung jawab mengelola departemen atau fungsi organisasi yang menghasilkan barang dan jasa. Pada manufaktur fungsi operasi disebut dengan departemen manufaktur. Pada organisasi jasa disebut dengan departemen operasi. Istilah operasi mengacu pada fungsi menghasilkan barang dan jasa. Fungsi operasi diperlakukan sama dengan fungsi-fungsi lainnya seperti fungsi pemasaran dan keuangan.
b. Sistem.
Gambaran sistem tidak hanya menjadi pijakan definisi jasa dan faktur sebagai sistem transformasi, tetapi sebagai dasar yang kuat untuk sistem rancangan dan analisis operasi. Dengan pandangan ini, manajer operasi sebagai konversi perusahaan. Misalnya, jasa penjualan pada fungsi pemasaran, dapat dipandang sebagai system yang produktif dengan masukan, transformasi dan keluaran. Konsep manajemen operasi memiliki kemampuan melebihi fungsional operasi.
c. Keputusan.
Seorang manajer wajar mengambil keputusan untuk memusatkan perhatian pada pengambilan keputusan sebagai tema pokok operasi. Keputusan-keputusan itu antara lain adalah proses, kapasitas, persediaan, tenaga kerja, dan mutu.
Sejarah Manajemen Operasi.
Manajemen operasi telah ada sejak manusia dapat memproduksi barang dan jasa. Ada tujuh bidang kontribusi untuk manajeman operasi:
a. Pembagian tugas, tugas diberikan berdasar konsep yang sangat sederhana.
b. Pembakuan bagian-bagian, pembakuan dilakukan sedemikian rupa sehingga dapat dipertukarkan.
c. Revolusi industri, inti dari substitusi tenaga manusia dengan mesin.
d. Kajian ilmiah tentang pekerjaan, berdasarkan pada metode ilmiah dapat digunakan untuk mengkaji kerja sebagai sistem fisik dan ilmiah.
e. Hubungan antar manusia, pergeseran hubungan manusia menyoroti pentingnya motivasi dan unsur manusia pada rancangan
f. Model keputusan, digunakan untuk mengakaji sistem yang produktif dalam bentuk matematis.
g. Komputer, komputer telah merubah bidang manajemen operasi. Penggunaan komputer yang efektif merupakan bagian yang sangat penting dari bidang manajemen operasi.
Kebangkitan Minat terhadap Manajemen Operasi.
Akhir-akhir ini muncul kembali minat akan manajemen operasi, hal ini tidak hanya dikalangan bisnis, tapi juga dikalangan universitas. Kebangkitan minat manajemen operasi ini terwujud dalam berbagai bentuk, pertama perhatikan mutu, mutu yang paling baik merupakan kunci keunggulan bersaing. Operasi tidak hanya semua barang untuk semua orang tetapi juga harus memiliki tujuan dan tugas yang diarahkan pada strategi bisnis yang menyeluruh.
Fungsi Operasi.
Para manajemen fungsi operasi mempraktekkan manajemen operasi. Mereka tidak mempraktekkan ilmu perilaku, metode kuantitatif, ataupun analisis sistem, meskipun mereka memakai ilmu-ilmu dasar tersebut. Sama halnya dengan para dokter yang tidak mempraktekkan ilmu biologi meskipun mereka mengerti bagaimana menggunakan metode-metode dalam biologi. Walaupun metodologi cukup penting, tetapi tidak merupakan inti dari manajemen operasi.
Fungsi operasi ada di setiap industri, seperti manufaktur, perbankan dan eceran. Manajemen operasi tidak spesifik untuk industri tertentu saja.
Operasi sebagai Sistem yang Produktif.
Manajemen operasi sebagai sistem yang mengelola sistem transformasi, yang mengubah masukan menjadi barang dan jasa melalui teknologi proses. Yaitu metode yang digunakan untuk melakukan transformasi tersebut. Perubahan teknologi menyebabkan perubahan cara suatu masukan digunakan terhadap lainnya, mungkin juga produk yang dihasilkan.
Masukan dari industri ke industri berbeda-beda. Operasi manufaktur memerlukan masukan berupa modal dan mesin-mesin, fasilitas dan peralatan. Sedangkan operasi industri jasa memerlukan masukan berbeda dengan manufaktur. Misalnya, operasi penerbangan memerlukan masukan berupa modal untuk membeli pesawat terbang dan fasilitas, tenaga kerja terlatih (pilot, pemelihara pesawat), dan tenaga kerja biasa dan energi.
Gambar 2.1.5. Proses Transformasi
Sistem informasi selalu berinteraksi dengan lingkungannya. Ada dua macam lingkungan yang harus diperhatikan. Yang pertama, fungsi bisnis lain atau tingkat manajemen yang lebih tinggi, mengubah kebijakan, sumber daya dan asumsi. Yang kedua, lingkungan diluar perusahaan mungkin mengalami perubahan seperti dari segi hukum, sospol dan ekonomi sehingga mengalami perubahan pada masukan, keluaran/sistem transformasi operasi.
Keputusan dalam Operasi : suatu kerangka.
Kerangka keputusan memperlihatkan hubungan yang erat antara tanggung jawab manajemen dalam organisai operasi. Ada lima kelompok tanggung jawab, tanggung jawab keputusan inilah yang ada dalam operasi:
a. Proses, keputusan mengenai proses ini termasuk proses fisik atau fasilitas yang dipakai untuk memproduksi barang atau jasa.
b. Kapasitas, mengasilkan jumlah produk, waktu, dan tempat yang tepat.
c. Persediaan, menentukan apa, kapan dan berapa jumlah yang dipesan.
d. Tenaga kerja, mengelola manusia merupakan area keputusan yang terpenting, karena tidak ada yang dapat dikerjakan tanpa manusia.
e. Kualitas, tanggung jawab operasi yang memerlukan dukungan organisasi secara keseluruhan.
Suatu contoh Kerangka Keputusan.
Contoh sederhana kerangka keputusan dalam operasi, yaitu lima kelompok keputusan pada perusahaan Pizaa USA. Kelima keputusan ini tidak dapat berdiri sendiri tetapi harus digunakan secara terintegrasi satu sama lain, sebagai berikut :
a. Proses : Adanya keinginan menyeragamkan berbagai toko menyebabkan keputusan mengenai proses pada umumnya dibuat oleh staf perusahaan induk.
b. Kapasitas : Serangkaian keputusan untuk memaksimumkan keluaran. Pertama, setelah dilakukan keputusan lokasi dan proses, staf perusahaan induk menetapkan kapasitas fisik untuk setiap fasilitas. Kemudian, manajer toko yang bersangkutan membuat perencanaan tahunan, bulanan, dan harian mengenai pemakaian kapasitas jasa berdasarkan fasilitas fisik yang tersedia.
c. Sediaan : Manajer toko memutuskan berapa banyak pesanan tepung terigu, saus tomat dan lain sebaganya, lalu menghitung dengan cermat antara besar pembelian dan sediaan untuk mengendalikan arus material sesuai kapasitas.
d. Tenaga kerja : Manajer toko bertanggung jawab untuk merekrut, melatih, dan mengendalikan karyawan, serta memutuskan hubungan kerja apabila diperlukan.
e. Mutu : Staf perusahaan induk sudah menentukan standar mutu yang harus diikuti oleh semua toko.
Sembilan posisi manajemen dalam operasi serta tanggung jawabnya masing-masing dalam pengambilan keputusan :
a. Manajer operasi, dalam manufaktur termasuk manajer pabrik dan wakil dirut pabrik. Untuk jasa termasuk menajer toko, kantor, wakil manajer operasi. Posisi ini menyangkut koordinasi dan pelaksanaan fungsi operasi, juga tanggung jawab khusus yaitu; perencanaan strategis penentuan kebijakan, penganggaran bekanja dan pengendalian operasi.
b. Material manajer, mengelola dan mengintegrasi proses bahan mentah menjadi barang jadi.
c. Manajer Pembelian, bertanggung jawab dalam pengadaan arus bahan mentah yang tepat.
d. Manajer Persediaan, melakukan bahan pada saat yang tepat.
e. Manajer penjadwalan dan pengendalian produksi, manajer pengendalian produksi, bertanggungjawab terhadap pengembangan produksi dan pemakaian sumber daya sesuai dengan rencana yang sudah dibuat.
f. Manajer mutu, perencanaan dan pengendalian mutu produk.
g. Manajer fasilitas, mandesain, proses dan pengendalian fasilitas operasi.
h. Manajer lini, bertanggungjawab atas kerja dan unit-unit produksi, prestasi kerja,pengembangan pribadi, organisasi kerja dan sistem balas jasa.
i. Analisis perencanaan operasi, bertanggungjawab atas perencanaan secara menyeluruh, penganggaran, dan pengendalian operasi.
Pendapat lain mengenai Keputusan Dalam Operasi.
Ada pendapat lain mengenai keputusan dalam operasi adalah :
a. Keputusan membuat desain fungsi operasi : cenderung lebih bersifat strategik, jangka panjang dan tidak dapat diubah dalam waktu yang singkat.
b. Keputusan pemanfaatan operasi yang sudah ada : lebih bersifat taktis dan berorientasi pada penerapan.
Penghasil Barang dan Jasa.
Barang adalah entitas nyata, sedangkan jasa tidak berwujud. Beberapa pokok perbedaan antara barang dan jasa:
a. Kapasitas dan persediaan.
Jasa dipandang sebagai produk yang tidak tahan lama, tidak dapat disimpan sebagai persediaan untuk penggunaan dimasa datang. Sedangkan barang dapat disimpan sebagai persediaan.
b. Mutu.
Jasa tidak berwujud sehingga tidak dapat dinilai mutunya.
c. Penyebaran.
Jasa sering disebarkan secara geografis dan diproduksi saat pelanggan mengkonsumsinya. Sedangkan barang dapat memusatkan operasi karena produk mereka dapat dikirim ke tujuan.
d. Pemasaran dan operasi.
Jasa dikonsumsi dan dikonsumsi pada saat bersamaan. Pada barang pemasaran pemasaran dan operasi merupakan fungsi yang terpisah. Demikian juga dengan produksi dan penjualan barang. Sehingga integrasi bidang pemasaran dan operasi menjadi permasalahaan yang sulit bagi perusahaan pengasil barang.
Tabel 2.1.9. Keputusan Desain dan Pemanfaatan dalam Operasi
Desain Proses.
Diantara keputusan terpenting yang diambil para manajer operasi, adalah keputusan desain proses fisik untuk memproduksi barang dan jasa. Rangkaian keputusan ini terdiri dari seleksi proses, desain operasi jasa, pemilihan teknologi, analisis aliran proses, dan tata letak fasilitas. Setelah rangkaian keputusan ini diambil, sebagian besar jenis proses, tingkat otomasi, tata letak fisik, dan desain pekerjaan telah ditentukan pula. Desain proses tidak hanya melibatkan masalah teknis tetapi juga mencakup masalah sosial, ekonomi dan lingkungan.
Seleksi Proses.
Keputusan-keputusan yang berkaitan dengan seleksi proses, menentukan jenis proses produksi yang akan digunakan dan waktu yang tepat dari proses tersebut. Sebagai contoh, manajer suatu rumah makan fast food dapat memutuskan apakah memproduksi makanan hanya untuk pesanan pelanggan atau persediaan. Manajer juga harus memutuskan, apakah mengatur aliran proses sebagai kelompok proses produksi aliran lini ‘bervolume tinggi’ atau ‘bervolume rendah’. Juga harus memutuskan apakah akan berintegrasi ke depan ke arah pasar dan/atau berintegrasi ke belakang ke arah pemasok. Semua keputusan di atas membantu menentukan jenis proses yang akan digunakan untuk membuat suatu produk.
Kadangkala pemilihan proses dipandang sebagai masalah tata-letak (layout) atau serangkaian keputusan yang secara relatif bertingkat rendah, namun hal ini keliru, sebab pemilihan proses sebaliknya bersifat strategi dan sangat penting. Keputusan suatu proses mempengaruhi harga, kualitas, pengiriman/penyerahan (delivery), dan fleksibilitas operasi.
Menurut Wickham Skinner (1969), keputusan pemilihan proses cenderung untuk mengikat perusahaan pada peralatan, fasilitas dan angkatan tenaga kerja tertentu. Akibatnya hal ini akan membatasi pilihan keputusan strategi di masa datang.
Karakteristik Aliran Proses.
Klasifikasi proses yang pertama adalah aliran produk atau urutan operasi. Terdapat tiga jenis aliran proses : lini/garis, intermitten (terputus-putus), dan proyek (project). Pada manufaktur, aliran produk sama dengan dengan aliran bahan /material, karena bahan dikonversi menjadi suatu produk. Dalam industri jasa yang murni, tidak terdapat aliran fisik produk, akan tetapi terdapat urutan operasi yang dilaksanakan dalam penyampaian jasa/pelayanan tersebut. Urutan operasi ini dianggap sebagai aliran produk dalam industri jasa. Lebih jelasnya dibawah ini :
a. Aliran lini/garis.
Karakteristik aliran lini/garis adalah urutan operasi yang linier dalam membuat produk atau jasa. Sebagai contoh adalah lini rakitan dan kafetaria. Pada operasi aliran lini, produk harus dibakukan dengan baik dan harus berpindah dari satu operasi atau gugus tugas ke operasi berikutnya dalam urutan yang telah ditentukan. Setiap gugus tugas berhubungan dan harus seimbang sehingga satu gugus tugas tidak menghambat gugus tugas berikutnya. Barang atau jasa dibuat secara berurutan dari satu gugus tugas ke gugus tugas yang lain.
Operasi aliran lini kadang-kadang dibagi menjadi dua jenis sistem produksi, yaitu produksi massa (Mass Production) dan berkesinambungan (Continuous production). Mass production pada umumnya berkenaan dengan suatu operasi perakitan, seperti pada industri mobil. Produksi berkeseinambungan atau biasa disebut industri proses seperti pada industri kimia, kertas, bir, baja, listrik, dan telepon. Proses produksi yang berkesinambungan ini lebih cenderung mempergunakan alat-alat otomatis dan memproduksi barang-barang yang lebih baku.
Operasi lini ini tradisional, sangat efisien (karena adanya substitusi tenaga kerja dengan modal dan pem bakuan pada tugas-tugas rutin),tetapi juga sangat tidak fleksibel (karena pengubahan suatu produk atau volume memerlukan biaya yang sangat tinggi dan sukar dilakukan.
Dengan teknologi baru dimungkinkan operasi ini lebih fleksibel, sehingga dapat memproduksi ratusan jenis produk dalam berbagai ukuran dan bentuk.
b. Aliran intermittent.
Karakteristik proses aliran intermiteen adalah proses produksi dalam kelompok-kelompok dengan interval yang terputus-putus. Pada aliran intermitten ini, peralatan dan tenaga kerja diatur dalam gugus-gugus kerja dengan jenis peralatan dan ketrampilan yang sama. Suatu produk atau pekerjaan akan mengalir hanya pada gugus-gugus kerja yang diperlukan. Sehingga membentuk suatu pola aliran yang bercampur baur.
Karena menggunakan peralatan yang multiguna (general purpose) dan tenaga kerja dengan ketrampilan tinggi, operasi intermitten sangat fleksibel jika terjadi perubahan produk atau volume, tetapi juga kurang efisien. Pola aliran yang bercampur baur dan variasi produk, menimbulkan masalah yang sulit dalam pengendalian persediaan, penjadualan dan kualitas.
Jika operasi intermitten dimanfaatkan mendekati kapasitas, akan terjadi penumpukan persediaan barang dalam proses yang tinggi serta waktu proses pada gugus kerja akan meningkat. Hal ini disebabkan karena adanya gangguan/interferensi pekerjaan apabila pekerjaan yang berbeda memerlukan peralatan atau tenaga kerja yang sejenis pada waktu yang sama, mengakibatkan daya guna peralatan dan tenaga kerja yang jauh lebih rendah daripada operasi aliran lini/garis.
Satu karakter penting suatu proses intermitten adalah peralatan dan ketrampilan tenaga kerja yang sejenis dikelompokkan bersama. Proses intermitten juga dikenal sebagai tata-letak proses (process layout). Sedangkan aliran lini disebut juga tata-letak produk (produk layout) sebab berbagai proses, peralatan, dan ketrampilan tenaga kerja diletakkan secara berurutan sesuai dengan produk yang dibuat.
Untuk terminologi yang lebih rumit, operasi intermittent, sering disebut “Job Shop”. Akan tetapi kadang-kadang istilah “job shop’ hanya digunakan untuk operasi terputus-putus yang membuat produk atas dasar pesanan pelanggan. Penggunaa istilah operasi intermitten lebih disukai karena kesimpangsiuran konotasi “job shop”.
Operasi intermitten dapat digunakan bila produk tidak dibakukan atau volume produksi yang rendah. Bentuk operasi yang demikian, sesuai untuk produk yang daur hidupnya pendek, produk yang bersifat pesanan, dan pasar yang kecil.
c. Proyek.
Bentuk operasi proyek digunakan untuk membuat suatu produk yang unik seperti seni, konser, bangunan, atau film. Tiap unit produk tersebut dibuat sebagai produk tunggal. Pendek kata, pada suatu proyek tidak terdapat aliran produk, tetapi tetap terdapat suatu urutan/rangkaian operasi. Dalam hal ini, seluruh operasi individu atau tugas dirangkai untuk memberikan kontribusi pada sasaran akhir proyek. Konsep rangkaian tugas/pekerjaan suatu proyek, yang menunjukkan prioritas diantara berbagai tugas yang diperlukan untuk menyelesaikan suatu proyek.
Bentuk operasi proyek digunakan jika sangat diperlukan kreativitas serta keunikan. Sulit untuk mengotomatisasi sutau proyek, karena pekerjaan ini hanya dilakukan satu kali, meskipun demikian kadang-kadang dipergunakan peralatan multiguna untuk mengurangi jumlah tenaga kerja.
Ciri suatu proyek adalah biaya yang tinggi serta sulit dalam perencanaan dan pengendalian manajerial. Hal ini disebabkan suatu proyek seringkali sulit ditentukan sebelumnya dan besarnya kemungkinan suatu perubahan dan pembaharuan.
Contoh Karakteristik Proses.
Dalam industri perumahan, karakteristik operasi intermitten adalah ketika pembuatan rumah secara kelompok dimana pemesan dapat memilih salah satu dari beberapa rumah standar dengan pilihan yang terbatas pada warna, perlengkapan rumah, dan karpet. Karakteristik operasi lini adalah ketika pembuatan rumah secara modul atau pabrikan yang murah dimana rumah-rumah standar dibuat per bagian, dalam suatu pabrik dengan tenaga kerja yang relatif murah.
Karakteristik operasi proyek ketika pembuatan rumah dengan perencanaan khusus (pesanan) mungkin dibuat oleh seorang arsitek, atau perencanaan yang telah ada dimodifikasi untuk masing-masing rumah.
Klasifikasi Berdasarkan Jenis Pesanan Pelanggan.
Dimensi kritis lainnya yang mempengaruhi pemilihan proses adalah apakah membuat produk untuk persediaan (made to order) atau membuat produk atas pesanan (made to order). Masing-masing proses tersebut memiliki keuntungan maupun kerugian sendiri-sendiri. Tetapi proses membuat untuk persediaan kurang fleksibel dalam menawarkan pilihan produk daripada proses membuat atas pesanan.
Pada dasarnya proses made to order menanggapi permintaan pelanggan pada suatu produk. Dalam beberapa hal proses produksi made to order memungkinkan untuk melakukan identifikasi terhadap permintaan khusus pelanggan. Sedangkan dalam proses made to stock, permintaan individu para pelanggan tidak dilayani selama produksi. Sehingga seseorang dapat mengatakan apakah proses made to order atau made stock, dengan melihat urutan kerja dalam proses konversi.
Tabel 2.3.3. Perbedaan antara made to stock dan made to order
Keputusan Pemilihan Proses.
Aliran produk dan jenis pesanan pelanggan, terlihat pada suatu matriks dengan enam proses yang berbeda, yaitu produk, tenaga kerja, modal, sasaran, dan perencanaan dan pengendalian. Dalam suatu perusahaan, masing-masing produk diproduksi dengan salah satu dari keenam proses tersebut, akan tetapi bauran produk seringkali menimbulkan campuran jenis proses
Ada enam faktor yang mempengaruhi pemilihan proses, yaitu kondisi pasar, kebutuhan modal, tenaga kerja, ketrampilan manajemen, bahan baku dan teknologi.
Tabel 2.3.4. Matriks Karakteristik Proses.
Strategi Proses-Produk.
Sebenarnya semua barang atau jasa dibuat dengan menggunakan beberapa variasi pada satu dari empat strategi proses : (1) fokus pada proses; (2) fokus berulang; (3) fokus pada produk; dan (4) mass customization. Namun seorang manajer yang kreatif dapat membuat proses di mana saja dalam matriks untuk memenuhi persyaratan volume dan variasi yang diperlukan.
Fokus pada proses adalah seperti membuat produk bervolume rendah tetapi bervariasi tinggi(job shop) dan fleksibel karena produksi hanya sebentar-sebentar (intermitten). Contohya, standar Register, sebuah perusahaan printer dan alat pemroses dokumen.
Fokus berulang berada diantara strategi yang terfokus pada produk dan proses. Proses berulang menggunakan modul. Lini proses berulang sama dengan lini perakitan klasik. Contohnya, perakitan motor Harley-Davidson dan peralatan rumah tangga, dan perusahaan makanan siap saji.
Fokus pada produk memiliki volume tinggi tetapi variasi rendah dan terstandardisasi, disebut juga Continuos proses karena mempunyai lintasan produk yang panjang dan kontinyu. Misalnya produk kaca, kertas, lembaran timah, bohlam lampu, bir, dan baut. Produk jasa juga termasuk, sepereti pada proses penyembuhan penyakit di rumah sakit.
Fokus mass costumization adalah memproduksi berbagai jasa dan barang yang bervariasi dan melimpah ruah seperti jenis mobil, film, sereal dan sebagainya. Intinya adalah pembuatan produk dan jasa untuk memenuhi keinginan pelanggan yang semakin unik, secara cepat dan murah. Dell computer adalah contoh perusahaan global, sedangkan General Motor contoh manufaktur yang lebih tradisional.
Tabel 2.3.5. Perbandingan Karakteristik Empat Tiga Proses.
Kasus Perusahaan PT. Kimia Farma.
Sejarah Perusahaan.
PT. Kimia Farma (Persero) Tbk. merupakan perusahaan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang dibentuk sebagai perusahaan Perseroan pada tanggal 16 agustus 1971. sejarah berdirinya PT. Kimia Farma (Persero) Tbk. Terdiri atas beberapa periode yaitu :
a.. Periode I (1957-1959).
Pada periode ini malaksanakan nasionalisasi perusahaan farmasi milik bangsa Belanda yang ada di Indonesia. Program nasionalisasi ini di koordinasi oleh Badan Pengambil alihan Farmasi (BAPHAR).
b. Periode II (1960-1968).
Periode ini adalah periode pembentukan Perusahaan Negara farmasi (PNF) dari perusahaan-perusahaan farmasi milik Belanda yang telah di nasionalisasikan sebelumnya. Pembentukan PNF ini berdasarkan PP. No.60/1961 dibawah koordinasi Badan Pimpinan Umum Farmasi Negara sebagai peleburan BAPPHAR yang bernaung di bawah Departemen kesehatan.
c. Periode III.
Untuk meningkatkan efisiensi setiap BUMN, dikeluarkan instruksi Presiden No.17/1967 sehingga Departemen Kesehatan melebur perusahaan milik negara terrsebut ke ddalam perusahaan Negara Farmasi dan alat-alat kesehatan Bhineka Farma dan PNF Kasa Husada di Surabaya di rubah menjadi perusahaan umum dan perusahaan daera, kemudian PN Sari Husada di Yogyakarta berdiri sendiri sebagai anak perusahaan.
d. Periode IV.
Periode IV di mulai tahun 1971 ditandai dengan dikeluarkannya PP No. 116 tahun 1971 yang berlaku sejak tanggal 19 maret 1971. Perusahaan Negara Farmasi dan Alat-Alat Kesehatan Bhinneka Kimia Farma setelah melalui proses audit dinyatakan lulus untuk menjadi Perseroan Terbatas (PT) yang selanjutnya disahkan pada tanggal 16 agustus 1971 sebagai PT. Kimia Farma (Persero) dengan Akta Notaris dan di umumkan dalam berita negara.
d. Periode V.
Pada periode ini tepatnya tanggal 28 juni 2001 PT. Kimia Farma (Persero) menjadi Perusahaan terbuka (Tbk) dengan nama PT. Kimia Farma (Persero) Tbk, dimana untuk privatisasi tahap I saham yang lepas adalah sebanyak 9% dengan rincian 3 % untuk program Kepemilikan Saham karyawan dan Manajemen (KSKM) PT. Kimia Farma dan sebanyak 6 % untuk masyarakat umum.
Unit Produksi.
PT. Kmia Farma (Persero) Tbk. Didukung oleh6 unit produk farmasi yang tersebar di Jakarta, Bandung, Semarang, Watukadon – Jawa Timur dan Tanjung Morawa- Medan. Keenam Pabrik ini yang telah memenuhi syarat Cara Pembuatan Obat yang Baik (CPOB) ini adalah :
1) Unit produksi Formulasi Jakarta.
Memproduksi obat-obatan golongan narkotika yang merupakan stau-satunya perusahaan yang memproduksi obat jenis narkotika karena merupakan penugasan dari pemerintah.
2) Unit Produksi Formulasi Bandung.
Mempunyai produk utama berupa pil-pil KB, namun tetap memproduksi produk-produk formulasi.
3) Unit Produksi Manufaktur Bandung.
Memproduksi AKDR (Alat Kontrasepsi Dalam Rahim), juga bahan baku kina dan derivat – derivatnya serta bahan baku antibiotik rifampicin. Pabrik ini telah mendapatkan US-FDA Approval.
4) Unit Produksi Manufaktur Semarang.
Memproduksi minyak jarak yang banyak dipakai dalam bidang kosmetika dan industri farmasi, juga melakukan pemurnian minyak-minyak nabati. Pabrik ini telah mendapatkan sertifikat ISO 9001 dari Lloyd’s Register Quality Asusurance (LRQA).
5) Unit Produksi Manufaktur Watukadon.
Merupakan satu-satunya pabrik yang mengolah tambang Yodium di Indonesia. Produk yang dihasilkan Iodium, Kalium Klorida, Kapsul Lunak Yodiol serta Yodium Test. Selain itu juga memproduksi bahan baku Ferro Sulfat dan tablet tambah darah.
6) Unit Produksi Formulasi Medan.
Merupakan satu-satunya pabrik obat PT. Kimia Farma (Persero), Tbk yang berada diluar jawa, yang fungsinya terutama memenuhi kebutuhan obat di wilayah Sumatera.
Unit Produksi PT. Kimia Farma (Persero), Tbk Plant Medan.
PT. Kimia Farma (Persero), Tbk Plant Medan merupakan unit produksi formulasi yang memproduksi obat-obatan untuk memenuhi kebutuhan obat Pelayanan Kesehatan Dasar (PKD), obat rutin, dan obat generik. Pabrik ini berdiri pada tahun 1967 dengan nama PT. Radja Farma dan dulunya juga merupakan perusahaan farmasi milik Belanda yang dinasionalisasi oleh pemerintah Indonesia. Pada tahun 1971 perusahaan ini berubah nama menjadi PT. Kimia Farma dan menjadi perusahaan cabang dari PT. Kimia Farma Jakarta.
Dengan adanya SK Direksi No. Kep. 14/DIR/IV/2004 pada tanggal 14 juni 2004 maka PT. Kimia Farma cabang berubah menjadi PT. Kimia Farma (Persero), Tbk Plant Medan. Distribusi obat-obatan PT. Kimia Farma (Persero), Tbk Plant Medan dikelola oleh Unit Logistik Sentral (ULS) yang ada di jakarta. ULS inilah yang mendistibusikannya melalui PT. Trading & Distribution PT. Kimia Farma (Persero), Tbk.
Ruang Lingkup Bidang Usaha.
PT. Kimia Farma (Persero), Tbk memiliki beberapa bidang usaha yang terdiri :
1) Bidang Produksi.
Produk-produk andalan yang dihasilkan perusahaan ini adalah produk bahan baku seperti produk kontrasepsi, produk-produk penugasan pemerintah (narkotika), produk etikal, produk ”over the counter” (otc) yaitu obat yang dapat dijual bebas, produk generik berlogo, dan produk lisensi dari beberapa perusahaan asing yaitu sankyo (Jepang), heinrich (Jerman), dan Solvay Duphar (Belanda).
2) Bidang Pelayanan (PT. Health & Care).
3) Bidang Distribusai (PT. Trading & Distribution).
4) Klinik Kesehatan dan Optik.
Letak dan Lokasi Perusahaan.
PT. Kimia Farma (Persero) Tbk. Plant Medan terletak di jalan Tanjung Morawa km 9, Kabupaten Deli serdang, Propinsi sumatera Utara, Indonesia. Perusahaan ini berdiri dengan luas lahan 20.269 m yang terdiri dari : Ruang Perkantoran, Ruang Laboratorium, Ruang Produksi Tablet/Kapsul, Ruang Produksi krim/salep, Ruang Penimbangan, Gudang Bahan Baku, Gudang Bahan Kemas, Gudang etiket, Gudang Obat Jadi, dan Bangunan penunjang seperti tempat pencucian, dapur, mushola dan tempat olahraga.
Daerah Pemasaran.
Proses Produksi PT. Kimia Farma (Persero) Tbk Plant Medan dilakukan berdasarkan pesanan dari pelanggan (Job order). Pesanan ini sudah diatur oleh Unit Logistik Sentral (ULS), sehingga jumlah pesanan akan disampaikan ke PT. Kimia Farma (Persero) tbk Plant Medan untuk kemudian direncanakan jadwal produksinya.
Semua produk hasil produksi plant Medan harus dikirimkan kembali ke Unit Pedagang Besar Farmasi (PBF). PBF inilah yang mengatur pemasaran produk ke masing-masing daerah. Untuk hasil produksi plant Medansebagian besar dipasarkan di pulau Sumatera dan sebagian dipasarkan di Jawa dan daerah lainnya di Indonesia.
Organisasi dan Manajemen.
Organisasi merupakan sekelompok orang yang bekerja untuk mencapai suatu tujuan yang sama dan diantara mereka diberikan pembagian tugas. Struktur organisasi adalah merupakan gambaran skematis tentang hubungan-hubungan dan kerjasama diantara fungsi-fungsi, bagian-bagian yang menggerakkan organisasi untuk mencapai tujuan.
Struktur organisasi merupakan susunan yang terdiri dari fungsi-fungsi yang saling berhubungan dan menyatakan keseluruhan kegiatan untuk mencapai suatu sasaran secara baik.
Struktur Organisasi.
Gambar struktur organisasi di PT. Kimia Farma Tbk Plant Medan dapat dilihat pada gambar berikut dimana didalamnya mencakup level manager sampai pada asisten manager dan supervisor.
Gambar 3.1.8. Struktur Organisasi PT. Kimia Farma (persero) Tbk Plant Medan.
Berdasarkan dari keterangan tersebut maka hubungan kerja dalam organisasi perusahaan PT. Kimia Farma (Persero), Tbk adalah hubungan campuran lini-fungsional. Hal ini ditunjukkan dengan adanya hubungan lini pada pelimpahan wewenang dan tanggung jawab manager pabrik kepada asisten manager sehingga terbentuk departemen produksi, PPIC, dan pengendalian mutu. Hubungan fungsional dijumpai pada hubungan antara sesama karyawan dengan bagian personalia, keuangan, akutansi, pengendalian data dan informasi, pengadaan, gudang, teknik pemeliharaan dan umum dan rumah tangga.
Pembagian Tugas dan Tanggung Jawab
Untuk menjalankan suatu organisasi diperlukan personil yang menduduki jabatan tertentu di dalam organisasi tersebut. Adapun uraian tugas, wewenang dan tanggung jawab pada masing – masing jabatan dalam struktur organisasi adalah : Plant Manager, Production Planning and Inventory Control (PPIC), Perencanaan Produksi dan Inventory, Pengendalian Produksi dan Inventory, Produksi, Supervisor Tablet/Kapsul, Supervisor Krim/Salep, Supervisor Pengemasan, Pengendalian Mutu, Pemastian Mutu Proses Produksi, Pemastian Mutu Penunjang Proses Produksi, Supervisor Pemeliharaan dan energi, Supervisor Penyimpanan, Supervisor Pengadaan, Supervisor Akutansi, Supervisor Keuangan, dan Supervisor Umum/RT dan Personalia.
Proses Produksi.
Produksi adalah semua kegiatan pembuatan mulai dari peneriman bahan awal, pengolahan sampai dengan menghasilkan obat jadi. Kegiatan produksi ini dilakukan di area tertutup dan tidak berhubungan langsung dengan bagian gudang ataupun perkantoran.
Produksi dilaksanakan setelah adanya SPK dari bagian PPPI ke bagian produksi, dan dilakukan produksi sesuai dengan protap yang telah ditetapkan serta mendokumentasi setiap tindakan yang dilakukan selama produksi.
Bagian produksi pada PT. Kimia Farma (Persero) Tbk. Plant Medan terdiri dari:
1) Jalur Produksi Krim.
Jalur produksi krim terpisah dari jalur produksi yang lain dimana pada jalur produksi ini terdiri dari beberapa ruangan dimana setiap ruangan tersebut telah diatur suhu, kelembaban dan tekanan dengan AHU.
2) Jalur Produksi Tablet.
Jalur produksi tablet terletak terpisah dari jalur produksi krim untuk menghindari terjadinya pencemaran silang. Pada unit tablet juga terdapat beberapa ruangan dimana setiap ruangan tersebut telah diatur suhu, kelembaban dan tekanan dengan AHU, juga dilengkapi dengan dust collector sentral.
3) Jalur Produksi Kapsul.
Seperti jalur produksi krim dan tablet, jalur produksi kapsul juga terletak terpisah untuk menghindari terjadinya pencampuran silang. Pada jalur produksi kapsul juga terdapat beberapa ruangan dimana setiap ruangan tersebut telah diatur suhu, kelembaban dan tekanan udara, juga dilengkapi dust collector sentral.
4) Jalur pengemasan.
Sebelum memulai pengemasan, dilakukan pemeriksaan kesesuaian produk yang dikemas dengan kemasannya, yang meliputi etiket, penomoran batch, tanggal kadaluarsa. Setelah pengemasan, dilaksanakan pemeriksaan kesesuaian jumlah dalam kotaknya, ditimbang kemudian dikarantina. Sediaan obat jadi yang telah dikemas dan diluluskan oleh bagian pengawasan mutu selanjutnya dikirim ke gudang penyimpanan.
Sebelum dimulainya kegiatan produksi, petugas yang terlibat dalam kegiatan produksi ataupun yang memasuki area produksi harus memakai pakaian bersih, penutup kepala, mulut dan mendesinfeksi tangan dengan desinfektan yang tersedia sebelum memakai sarung tangan.
Hal-hal yang perlu diperhatikan sebelum memulai kegiatan produksi adalah :
1) Ruang produksi harus tetap terjaga kebersihannya, dimana kegiatan pembersihan dilakukan tiap pagi sebelum dimulai kegiatan produksi dan sore hari sesudah selesai kegiatan produksi.
2) Temperatur dan kelembaban tiap ruangan produksi distur sedemikian rupa menggunakan Air handling unit (AHU) menggunakan AC sentral.
3) Peralatan yang digunakan harus dipastikan selalu dalam keadaan bersih sebelu dan sesudah digunakan dalam kegitan produksi.
4) Ruangan produksi harus mendapat penerangan dan pertukaran udara yang cukup agar kegiatan produksi berjalan dengan lancar.
Standar Mutu Bahan/Produk.
Standar mutu di PT kimia Farma (Persero), Tbk ini diwajibkan menerapkan Cara Pembuatan Obat yang Baik (CPOB) berdasarkan keputusan Menteri Kesehatan RI No : 43/Menkes/SK/II/1989 tentang Cara Pembuatan Obat yang Baik dan makanan Depkes RI No : 05410/A/SK/XII/1989 tentang petunjuk Operasional Penerapan Cara Pembuatan Obat yang Baik.
Pengawasan mutu adalah semua pengawasan yang dilakukan selama pembuatan dan dirancang untuk menjamin agar produk yang dihasilkan senantiasa memenuhi spesifikasi, identifikasi, kekuatan, kemurnian dan karakteristik lain yang telah ditetapkan. Pengawasan mutu merupakan bagian yang paling penting dari Cara Pembuatan Obat yang Baik (CPOB) agar tiap obat yang dibuat memenuhi persyaratan mutu yang sesuai dengan tujuan penggunaannya.
Pemeriksaan Mutu Bahan Baku dan Bahan Pengemas.
Bahan baku dan bahan pengemas datang dari pemasok ke bagian gudang, kemudian petugas laboratorium melakukan sampling dan pemerikksaan terhadap :
1) Bahan baku dan bahan tambahan, yaitu (1) Pemeriksaan organoleptis (bentuk, warna, bau dan rasa); (2) Pemeriksaan kimia (pemeriksaan kualitati, kuantitatif PH); dan (3) Pemeriksaan fisika (titik lebur, kelarutan dan berat jenis)
2) Bahan pengemas, yaitu (1) Pemeriksaan kemasan meliputi ukuran dan kebocoran wadah; dan (2) Pemeriksaan etiket, meliputi ukuran, kebenaran tulisan dan lambang, desain dan warna.
Pengawasan Selama Proses (In Process Control/IPC).
Tujuan dilakukan pengawasan selama berlangsungnya pengolahan yaitu untuk mencegah terjadinya obat yang tidak memenuhi spesifikasi. Laboratorium pengujian IPC terletak diarea produksi. Pengawasan ini dilakukan dengan cara mengambil beberapa contoh dan mengadakan pemeriksaan dan pengujian terhadap produk yang dihasilkan pada tahap-tahap tertentu dari proses pengolahan.
Pengawasan dalam proses pengolahan dilaksanakan oleh 2 pihak yaitu :
1) Bagian Produksi, yang menjamin bahwa mesin dan perlatan produksi sertaproses yang digunakan akan menghasilkan produk yang memenuhi spesifikasi yang ditetapkan.
2) Bagian Pengawasan Mutu, yang meyakinkan bahwa produk yang dihasilkan pada tahap tertentu telah memenuhi spesifikasi yang ditetapkan sebelum dilanjutkan ke proses berikutnya. Bagian pengawasan mutu memastikan apakah tahapan lanjutan dari proses pengolahan dapat dilaksanakan berdasarkan hasil pengujian yang dilakukan.
Pengawasan dalam proses pengolahan IPC hendaklah mengikuti ketentuan parameter kualitas antara lain :
1) Tablet : pemberian, bobot rata-rata, bobot satuan, kadar bahan aktif, kekerasan, friabilitas, wktu hancur dan disolusi.
2) Kapsul : pemerian, bobot rata-rata, bobot satuan, kadar bahan aktif, waktu hancur dan disolusi.
3) Krim dan salep : pemerian, pH (kecuali salep), bobt rata-rata, homogenitas, dan kadar bahan aktif.
Pengawasan dalam Proses Pengemasan.
Pengawasan dalam proses pengemasan hendaklah mengikuti pemeriksaan parameter kualitas antara lain :
a. Kerapatan tutup wadah seperti tutup botol dan tutup tube.
b. Jumlah satuan produk dalam kemasan
c. Kebenaran dan kebersihan bahan pengemas yang dipakai.
d. Kerapian pengemasan, penulisan nomor batch dan tanggal kadaluarsa.
e. Kebocoran produk yang dikemas dalam strip.
Bahan yang Digunakan.
Bahan Baku.
Bahan baku adalah bahan-bahan yang digunakan sebagai bahan utama dalam proses produksi, dimana bentuknya akan mengalami perubahan, yang langsung ikut dalam proses produksi dan terjual pada barang jadi.
Untuk pembuatan tablet antalgin 500 mg, bahan baku yang digunakan adalah : MT, AM, MP, PP, LC, TV, MS, dan Aq.
Bahan Tambahan.
Bahan tambahan adalah bahan-bahan yang dibutuhkan sebagai pelengkap bahan baku untuk bersama-sama untuk membentuk baran jadi. Bahan-bahan ini tidak ikut dalam proses tetapi merupakan bagian dalam proses.
Yang menjadi bahan tambahannya adalah sebagai (1) Kantong Plastik yang berfungsi sebagai media kemasan awal; (2) Silika Gel, yang berfungsi sebagai pengawet obat; dan (3) Leaflet, berfungsi sebagai kertas reklame dan penjelasan komposisi bahan.
Bahan Penolong.
Bahan penolong adalah bahan-bahan yang digunakan dalam suatu proses produksi yang dikenakan langsung atau tidak langsung terhadap bahan baku dalam suatu proses produksi untuk menpatkan produk yang diinginkan tetpai bahan ini tidak ikut dalam bahan jadi. Pada proses produksi tablet ini tidak terdapat bahan penolong karena semua bahan yang digunakan dalm proses akan terdapat pada produk jadi.
Uraian Proses Produksi.
Setelah adanya perintah produksi dari PPIC, bagian produksi meminta bahan baku ke bagian gedung dengan surat perintah pengeluaran bahan baku dan bahan pengemas, petugas gudang melakukan penimbangan atau penyerahan bahan sesuai dengan yang ditulis pada SPPBB/SPPBK tersebut. Selama produksi berlangsung, dibuat laporan proses produksi mulai dari penimbangan bahan baku sampai pengemasan yang bertujuan untuk dokumentasi.
Sehingga bila terjadi kekeliruan ataupun kesalahan pada proses produksi, dapat segera diketahui pada proses mana kesalahan tersebut terjadi dan diambil tindakan untuk mengatasi permasalahan tersebut.
Laporan proses produksi membuat nama sediaan, No batch, Besar Batch, tahapan proses, operator, tanggal, jam, hasil, pengawasan yang berguna untuk mengetahui berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk menghasilkan suatu batch sediaan. Laporan proses produksi ini diisi oleh petugas yang melakukan suatu petugas yang melakukan suatu tahapan proses produksi dan diketahui oleh supervisor produksi.
Selama proses produksi berlangsung dilakukan pengawasan dalam proses (In Process Control/IPC). IPC yang dilakukan ada 2 macam yaitu : (1) dilakukan oleh pihak produksi, yaitu setiap 15 menit sekali dilakukan pemeriksaan keseragaman bobot; dan (2) dilaksanakan oleh pengawasan mutu, antara lain : Uji kekerasan, waktu hancur, disolusi, friabilitas, keseragaman bobot dan kadar zat berkhasiat.
Obat yang telah selesai diproduksi akan dilakukan pengemasan primer di bagian produksi yang selanjutnya diserahkan ke bagian pengemasan melalui pass box untuk dilakukan pengemasan sekunder sampai dihasilkan obat jadi. Obat jadi yang telah selesai dikemas, ditimbang bobotnya dan dicatat, selanjutnya dibuat permohonan pemeriksaan ke bagian pengawasan mutu untuk dilakukan finished pack analysis. Obat jadi yang lulus pemeriksaan selanjutnya diserahkan ke gudang penyimpanan obat jadi.
Mesin dan Peralatan.
Mesin Produksi.
PT. Kimia Farma (Persero) Tbk Plant Medan dalam melaksanakan proses produksi menggunakan sarana produksi berupa mesin-mesin dan peralatan sebagai berikut:
1) Kualifikasi Mesin Krim.
a. Tube Filling Machine, untuk pengisian massa krim ke dalam tube kosong secara semi otomatis.
b. Mixer, untuk mencampur massa krim sehingga menghasilkan campuran yang homogen.
c. Tube Filling Machine, untuk pengisian massa krim ke dalam tube kosong.
d. Ultra Turrax, untuk mencampur massa krim sehingga menghasilkan campuran yang homogen.
e. Double Jacket Tank 50 LTR , untuk mendidihkan Aquadest dan melebur bahan baku krim
f. Double Jacket Tank 50 LTR, untuk mendidihkan Aquadest dan melebur bahan baku krim.
2) Kualifikasi Peralatan Mesin Tablet.
a. Transfer Powder, untuk mentransfer powder pada wadah penyimpanan powder ke corong hopper.
b. Rotari Tabletting Machine, untuk mencetak massa yang berupa serbuk butiran menjadi tablet dengan sistem kempa cetak.
c. Oscilating Granulator, untuk menggranulasi granul kering yang berasal dari pengeringan.
d. Cumminiting Fitz Mill, untuk menggranulasi granul kering yang berasal dari pengeringan.
e. Oven, untuk mengeringkan granul basah yang berasal dari pencampuran.
f. Drying Oven, untuk mengeringkan granul basah yang berasal dari pencampuran.
g. Double Jacket Tank, untuk mendidihkan Aquadest dan melarutkan bahan pengikat, pelarut serta pengawet.
h. Rotary Granulator Fungsi, untuk memproses bahan campuran yang berupa massa lembab untuk di proses menjadi granul-granul sehingga kadar air dalam massa tersebut berkurang.
i. Super Mixer, untuk mencampur bahan berkhasiat, pengikat, pengawet, pewarna serta bahan pembawa lainnya sehingga menghasilkan campuran yang homogen.
1) Kualifikasi Peralatan Mesin Kapsul.
a. Capsule Inspection Machine, untuk proses seleksi kapsul dari kerusakan yang terjadi pada saat proses pengisian kapsul.
b. Capsule Polishing, untuk membersihkan kapsul dariserbuk obat yang menempel pada kapsul produk.
c. Poleshing Machine, untuk membersihkan cangkang kapsul dari powder yang melekat pada cangkang, yang terjadi pada saat proses pengisian kapsul.
d. Transfer Powder, untuk memindahkan massa cetak dari wadah ke corong/hopper pada mesin pengisian kapsul.
e. Capsule Filling Machine, untuk proses pengisian massa ke dalam cangkang kapsul sekaligus penutupan cangkang kapsul secara otomatis.
f. V- Mixer, untuk mencampur bahan-bahan baku obat sehingga menghasilkan campuran yang homogen.
g. Drying Oven, untuk mengeringkan bahan baku yang akan ditambahkan ke dalam campuran massa kapsul.
h. Counting Machine, untuk menghitung tablet atau kapsul sesuai dengan jumlah yang dikehendaki.
Peralatan.
Adapun peralatan yang digunakan selama proses produksi adalah sebagai berikut:
1) Timbangan A, untuk menimbang bahan baku obat sebelum proses pengolahan.
2) Timbangan B, untuk menimbang bahan baku obat sebelum proses pengolahan.
3) Timbangan C, untuk menimbang bahan baku obat sebelum proses pengolahan.
4) Timbangan D, untuk menimbang hasil kemas.
Analisis Tipe Aliran Proses Produksi Pt. Kimia Farma (Persero).
Kajian Karakteristik Aliran Proses.
1) Aliran Garis / Repetitive Process (Line Flow).
Proses produksi dengan aliran input sampai dengan output yang selalu tetap.
Apabila dikaitkan dengan perencanaan tata letak (lay out) di bagian awal materi MO, maka tampak bahwa aliran proses garis ini timbul sebagai konsekuensi dari tata letak produk/garis.
Contoh : Produksi mie instant, surat kabar, dll.
2) Aliran Intermiten (Batch Flow).
Proses produksi dengan kumpulan / kelompok produk yang sejenis dan dengan waktu yang terputus-putus.
Apabila dikaitkan dengan perencanaan tata letak (lay out) di bagian awal materi MO, maka tampak bahwa aliran proses intermiten ini timbul sebagai konsekuensi dari tata letak fungsional, dimana proses produksi tidak harus berlangsung terus menerus dan semua pealatan sejenis diletakkan dalam sebuah departemen atau ruangan yang sama.
Contoh : Produksi furniture dan kerajinan lainnya.
3) Aliran Proyek
Proses produksi dengan pesanan khusus / unik
Apabila dikaitkan dengan perencanaan tata letak (lay out), maka tampak bahwa aliran proses intermiten ini timbul sebagai konsekuensi dari tata letak posisi tetap.
Contoh dari aliran proyek ini antara lain: Pesawat, Kapal, Kereta Api, Jembatan, dan Gedung.
Kajian Perbedaan Karakteristik Proses.
Line Flow
|
Batch Flow
|
Proyek
| |
Produk
| |||
Tipe order
|
kontinue
|
Kumpulan
|
unit tunggal
|
Aliran produk
|
berurutan
|
tidak pasti
|
tidak ada
|
Var. produk
|
rendah
|
tinggi
|
sangat tinggi
|
Tipe dasar
|
massa
|
pesanan
|
khusus / unik
|
Volume
|
tinggi
|
sedang
|
tunggal
|
Tenaga Kerja
| |||
Keterampilan
|
rendah
|
tinggi
|
tinggi
|
Upah
|
rendah
|
tinggi
|
tinggi
|
Kapital/Modal
| |||
Investasi
|
tinggi
|
menengah
|
rendah
|
Persediaan
|
rendah
|
tinggi
|
sedang
|
Peralatan mesin
|
Khusus
|
serba guna
|
serba guna
|
Penyelesaian
|
rendah
|
menengah
|
tinggi / lama
|
Pengawasan
|
mudah
|
sulit
|
sulit
|
Kualitas
|
standar
|
bervariasi
|
bervariasi
|
Menurut Tipe Ordernya.
1) Proses Produksi menurut Persediaannya.
2) Proses Produksi menurut Pesanan.
Karakteristik Aliran Proses PT. KimiaFarma.
Berdasarkan ciri-ciri tipe aliran proses di atas maka disimpulkan bahwa PT. Kimia Farma Plant Medan sesuai dengan karakteristik Batch Flow, yaitu dengan ciri-ciri sebagai berikut :
1). Tipe Order dan Tipe Dasar berupa berdasarkan pemesanan (kumpulan), dimana produksi dilaksanakan setelah adanya SPK dari bagian PPIC ke bagian produksi, dan dilakukan produksi sesuai dengan protap yang telah ditetapkan serta mendokumentasi setiap tindakan yang dilakukan selama produksi.
2) Aliran Produk pada proses produksi sesuai dengan jenis produk yang diproduksi (krim, tablet atau kapsul), dan masing-masing jenis produk tersebut memiliki lintasan yang berbeda pada lantai produksi.
3) Variasi produk sangat tinggi, dimana mesin-mesin yang tersedia pada lantai produksi tersebut bersifat multipurpose (multi fungi).
4) Volume produksi yang dapat dihasilkan sedang.
5) Keterampilan tenaga kerja pada lantai produksi tersebut tinggi, dimana tingkat kecacatan produk sangat kecil (<1%).
6) Investasi tinggi dengan tipe mesin produksi yang sudah otomatis dan teknologi tinggi.
7) Peralatan Mesin serba guna.
8) Kualiatas produk cenderung baik karena dengan tingkat pengontrolan yang tinggi.
Kesimpulan.
1. Terdapat tiga jenis aliran proses : Lini, intermitten, dan proyek.
Karakteristik aliran lini/garis adalah urutan operasi yang linier dalam membuat produk atau jasa. Sebagai contoh adalah lini rakitan dan kafetaria.
Karakteristik proses aliran intermiteen adalah proses produksi dalam kelompok-kelompok dengan interval yang terputus-putus.
pada suatu proyek tidak terdapat aliran produk, tetapi tetap terdapat suatu urutan/rangkaian operasi.
2. Pemilihan proses terdiri dari dua yaitu apakah membuat produk untuk persediaan (made to order) atau membuat produk atas pesanan (made to order).
Proses made to order menanggapi permintaan pelanggan pada suatu produk. Sedangkan dalam proses made to stock, permintaan individu para pelanggan tidak dilayani selama produksi.
3. PT. Kimia Farma memiliki karakteristik aliran proses Batch Flow dan pemilihan membuat produk berdasarkan made-to-order.
Saran.
Keputusan pemilihan proses sebaiknya lebih berorientasi kepada pelanggan diatas kepentingan perusahaan
No comments:
Post a Comment