Analisis Laporan Keuangan



Latar Belakang Masalah.
Analisa laporan keuangan merupakan proses yang penuh pertimbangan dalam rangka membantu mengevalusi posisi keuangan dan hasil operasi perusahaan pada masa sekarang dan masa lalu, dengan tujuan untuk menentukan estimasi dan prediksi yang paling mungkin mengenai kondisi dan kinerja perusahaan pada masa mendatang. Analisa laporan keuangan sebenarnya banyak sekali namun pada penelitian kali ini penulis menggunakan analisa rasio keuangan karena analisa ini lebih sering digunakan dan lebih sederhana.

Analisa rasio keuangan adalah perbandingan antara dua/kelompok data laporan keuangan dalam satu periode tertentu, data tersebut bisa antar data dari neraca dan data laporan laba rugi. Tujuannya adalah memberi gambaran kelemahan dan kemampuan finansial perusahaan dari tahun ketahun.

Batasan Masalah.

Bagaimanakah teknik yang dapat digunakan untuk menganalisa laporan keuangan dengan analisa rasio-rasio keuangan ?

 
Ratio Likuiditas.

Likuiditas adalah kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban keuangannya yang harus segera dipenuhi (dalam jangka pendek atau satu tahun terhitung sejak tanggal Neraca dibuat). Kewajiban atau Hutang Jangka Pendek yang ada dalam Neraca dapat dipenuhi atau ditutup dari Aktiva Lancar yang juga berputar dalam jangka pendek. Rasio likuiditas dihitung menggunakan data Neraca perusahaan.
Analisa Ratio Likuiditas digunakan untuk mengetahui kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya yang jatuh tempo.

a.   Rasio Lancar (current ratio) adalah perbandingan antara aktiva lancar dengan kewajiban jangka pendek (hutang lancar)
Rasio Lancar =   Jumlah Aktiva Lancar    /  Jumlah Hutang lancar

b.   Rasio Cepat (quick ratio atau acid-test ratio) adalah perbandingan antara aktiva lancar setelah dikurangi persediaan (karena persediaan membutuhkan waktu untuk menjadi kas) dengan kewajiban lancar.
      Rasio Cepat  =      (Jumlah Aktiva Lancar – Persediaan)  /  Jumlah Hutang Lancar

Aspek yang perlu diperhatikan dalam menganalisis likuiditas menurut PP N0. 9 tahun 1995 adalah:
1)   Penyediaan aktiva lancar yang mencukupi untuk memenuhi kewajiban jangka
pendek.
2)   Rasio antara pinjaman yang diberikan dengan dana yang telah dihimpun.

Rasio likuiditas adalah perbandingan yang digunakan perusahaan untuk menilai dan menggambarkan posisi keuangan dalam jangka pendek yaitu untuk mengetahui kemampuan koperasi dalam menyediakan alat-alat yang likuid (mudah diuangkan) guna menjamin pengembalian hutang-hutang
jangka pendek pada waktunya atau jangka panjang yang telah atau akan jatuh
tempo.

Ratio Aktivitas.

Ratio aktivitas menunjukkan tingkat aktivitas atau efisiensi penggunaan dana yang tertanam pada pos-pos aktiva dalam Neraca perusahaan. Semakin tinggi perputaraannya semakin aktif aktiva yang bersangkutan.
Analisa aktivitas digunakan untuk mengetahui kecepatan beberapa perkiraan menjadi penjualan atau kas. Dengan melihat pada perkiraan lancar saja, pengukuran likuiditas pada umumnya tidak memadai. Perbedaan komposisi dari aktiva lancar dan hutang lancar dapat berpengaruh secara berarti pada likuiditas yang sebenarnya.
Untuk mengukur rasio aktivitas dapat digunakan rasio sebagai berikut :

a.        Rasio Perputaran Piutang (receivables turnover ratio) adalah perbandingan antara jumlah penjualan kredit selama satu tahun dengan jumlah piutang (bila nilai penjualan kredit tidak tersedia, biasanya digunakan nilai jumlah penjualan).
Rumus   =                         Jumlah penjualan kredit / Jumlah Piutang

b.      Rasio Rata – rata Hari Pengumpulan Piutang (average collection period ratio) adalah piutang kali jumlah hari dalam satu tahun dibagi jumlah penjualan kredit selama satu tahun.
Rumus =                                 Jumlah Piutang
                                                                                
                                         Jumlah penjualan kredit
c.   Perputaran persediaan (inventory turnover) adalah perbandingan antara jumlah penjualan dengan rata-rata jumlah persediaan selama satu tahun.
      Perputaran persediaan  =    Jumlah penjualan
                                                                               
                                                Rata-rata Persediaan
d.   Hari rata – rata persediaan tersimpan (average day’s inventory) atau rata – rata periode penjualan (average sale period) adalah lamanya dana tertanam dalam persediaan selama satu periode perputaran.

 Ratio Hutang

Rasio hutang adalah mengukur besar total aktiva yang dibiayai oleh kreditur perusahaan. Semakin tinggi resiko tersebut maka banyak uang kreditur yang digunakan oleh perusahaan untuk menghasilkan laba.

Ratio Hutang terbagi 2 yakni :

  1. Ratio Hutang atas harta/aktiva ( total debt to total assets atau debt to assets ratio atau leverage ratio atau DAR = Debt to assets Ratio ) adalah perbandingan antar jumlah aktiva perusahaan dengan jumlah seluruh hutang (baik jangka pendek maupun jangka panjang).
  2. Ratio Hutang atas Modal (DER = Debt to Equity Ratio) adalah perbandingan antara jumlah seluruh hutang (baik jangka pendek maupun jangka panjang) dengan jumlah modal sendiri perusahaan.
Ratio Pertumbuhan.

Rasio ini digunakan untuk mengukur seberapa baik perusahaan mempertahankan posisi ekonominya pertumbuhan ekonomi dan industri.
Rasio pertumbuhan (Growth Ratios) mengukur kemampuan perusahaan untuk mempertahankan posisi ekonominya dalam pertumbuhan perekonomian dan dalam industri atau pasar produk tempatnya beroperasi.

         Rasio pertumbuhan menghitung besarnya tingkat pertumbuhan dalam suatu periode tertentu.
         Tingkat pertumbuhan yang di hitung misalnya :

1.      Penjualan
2.      Laba Operasi Bersih
3.      Laba Bersih
4.      Laba per Saham
5.      Dividen per Saham

 Ratio Profitabilitas.

Rasio Profitabilitas adalah alat yang umum digunakan untuk mengevaluasi profitabilitas dihubungkan dengan penjualan yaitu laporan laba rugi dalam persentase yang umum yaitu laporan laba rugi dimana setiap posnya dinyatakan dalam persentase penjualan. Pada laporan laba rugi dalam presentase yang umum, setiap unsur dinyatakan sebagai persentase penjualan, sehingga memudahkan evaluasi hubungan antara penjualan dan pendapatan tertentu serta biaya. Laporan laba rugi dalam persentase yang umum bermanfaat untuk membandingkan kinerja dari tahun ke tahun.
Rasio ini menunjukkan keberhasilan perusahaan didalam menghasilkan keuntungan.  Rasio Profitabilitas ( Profitability Ratios ) mengukur   efektifitas manajemen berdasarkan hasil pengembalian yang dihasilkan dari penjualan dan investasi.  Profitabilitas (Kemampulabaan) merupakan akhir bersih dari berbagai kebijakan dan keputusan manajemen.
Rasio profitabilitas akan memberikan jawaban akhir tentang efektivitas manajemen perusahaan, rasio ini memberi gambaran tentang tingkat efektivitas pengelolaan perusahaan

Ratio Penilaian Pasar

Rasio Penilaian merupakan ukuran prestasi perusahaan yang paling lengkap oleh karena rasio tersebut mencerminkan kombinasi pengaruh dari rasio resiko dengan rasio hasil pengembalian.
Rasio penilaian (Valuation Ratio) adalah ukuran yang paling komprehensif untuk menilai hasil kerja perusahaan, karena rasio tersebut mencerminkan kombinasi pengaruh rasio-resiko dan rasio-hasil pengembalian.

Teknik analisa Keuangan Kasus PT. X.

Banyak teknik yang dapat digunakan untuk menganalisa laporan keuangan, namun pembahasan ini dibatasi hanya pada analisa rasio-rasio keuangan.

Rasio Likuiditas.

Rasio likuiditas menunjukkan hubungan kas dan aktiva lancar lainnya dengan kewajiban lancar. Posisi likuiditas perusahaan akan sangat berhubungan dengan kemampuan perusahaan melunasi kewajiban jangka pendeknya.

1)        Rasio Lancar (Current Ratio).
Rasio lancar Misalnya PT X memiliki rasio lancar 2.5 kali, dimana rasio lancar rata-rata perusahaan dalam industri di mana PT X itu berada adalah 3.6 kali. Hal ini berarti bahwa rasio lancar PT X lebih rendah daripada rasio lancar rata-rata perusahaan dalam industri. Bila rasio lancar suatu perusahaan jauh dari rata-rata industri, maka manajemen perusahaan harus menganalisa lebih lanjut mengapa hal ini terjadi. ancar kewajiban lancar aktiva lancar.
2)        Rasio Cepat (Acid Test).
Rasio ini berguna untuk mengukur kemampuan perusahaan memenuhi kewajiban jangka pendek tanpa mengandalkan persediaan. Rasio Cepat Misalnya rasio cepat PT X adalah 1.5 kali dan rasio cepat rata-rata perusahaan dalam industri adalah 3 kali, maka berarti rasio cepat PT Xtjauh lebih rendah daripada rasio cepat rata-rata perusahaan dalam industri. Jika PT X mampu menagih piutang usahanya, maka PT X dapat melunasi kewajiban lancarnya tanpa melikiuidasi persediaan. ancar kewajiban persediaan atas aktiva lancar.

Rasio Pengelelolaan Aktiva .

Rasio pengelolaan aktiva ini mengukur seberapa efektif perusahaan mengelola aktivanya. Rasio ini juga untuk melihat kewajaran nilai aktiva pada neraca, sehingga nilai aktiva yang disajikan tidak terlalu tinggi, terlalu rendah.

1)        Rasio perputaran persediaan (inventory turn over ratio).
Rasio ini bertujuan untuk menunjukkan perputara persediaan perusahaan. Semakin cepat tingkat perputaran persediaan, maka semakin besar tingkat keberhasilan perusahaan Rasio Perputaran Persediaan Misalnya rasio perputaran PT X adalah 5 kali dimana rasio perputaran persediaan rata-rata perusahaan dalam industri adalah 9 kali. Hal ini berarti tingkat perputaran persediaan PT X jauh lebih rendah daripada tingkat perputaran persediaan perusahaan lain dalam industri. Hal ini juga menunjukkan bahwa PT X menyimpan terlalu banyak persediaan, lebih jauh, hal ini menunjukkan bahwa PT X tidak produktif dalam mengelola persediaannya. Dalam analisis lebih lanjut, tingkat perputaran persediaan yang begitu lancar membuat manajemen harus menganalisa rasio lancarnya.
2)        Rasio Periode Penagihan Rata-Rata (Day Sales Outstanding – DSO). Rasio ini digunakan untuk menaksir berapa lama jangka waktu yang dibutuhkan perusahaan untuk merealisasikan penerimaan kas atas penjualan yang telah dilakukan. DSO Misalnya DSO PT X adalah 40 hari dimana DSO rata-rata perusahaan dalam industri adalah 30 hari. Hal ini menunjukkan bahwa kemampuan PT X untuk menagih piutangnya kepada pembeli lebih rendah dari pada kemampuan perusahaan lain dalam industri 360 / tahun.

3)        Rasio Perputaran Aktiva Tetap (fixed assets turn over ratio).

 Rasio ini berfungsi untuk mengukur efektifitas perusahaan dalam menggunakan aktiva tetapnya (pabrik, mesin, peralatan, dll.) Rasio Perputaran Aktiva Tetap Misalkan rasio perputaran aktiva tetap PT X adalah 4 kali dimana rasio perputaran aktiva tetap rata-rata perusahaan dalam industri adalah 4 kali. Hal ini menunjukkan bahwa dalam penggunaan aktiva tetapnya PT X memiliki tingkat efektifitas yang sama jika dibandingkan dengan perusahaan lain dalam industri bersih Aktiva tetap Penjualan.
Permasalahan yang mungkin muncul pada waktu manajemen mengartikan rasio perputaran akitva tetap adalah inflasi. Inflasi dapat menyebabkan nilai sebagian besar aktiva yang dibeli di masa lalu akan dinyatakan terlalu rendah (ingat prinsip pengakuan biaya historis)

4)        Rasio Peruputaran Total Aktiva (total assets turnover ratio).
Rasio perputaran total aktiva ini berfungsi untuk mengukur perputaran semua aktiva perusahaan. Rasio Perputaran Total Aktiva Misalkan rasio perputaran total aktiva PT X adalah 1.8 kali dimana rasio perputaran total aktiva rata-rata perusahaan dalam industri adalah 2.5 kali. Hal ini menunjukkan bahwa perusahaan tidak mampu menghasilkan tingkat penjualan yang cukup jika dibandingkan dengan investasi dalam total aktivanya.

Rasio Manajemen Utang.
Pembiayaan perusahaan bisa bersumber dari dua pihak; pembiayaan internal atau pembiayaan dari pihak luar (kreditur) melalui utang. Pembiayaan dengan utang atau sering disebut leverage memiliki dampak yang serius bagi perusahaan jika perusahaan ingin mendapatkan tambahan modal melalui utang. Calon kreditur pasti akan sangat-sangat memperhatikan rasio-rasio ini.
1)        Rasio Total Utang terhadap Total Aktiva (debt ratio)
                   Rasio ini berfungsi untuk mengukur persentasi dana pembiayaan perusahaan yang disediakan oleh kreditur. Debt ratio Misalnya rasio utang PT X adalah 60.2% dimana rata-rata rasio utang perusahaan lain dalam industri adalah 48.5%. Hal ini menunjukkan bahwa kreditor telah memberikan lebih dari setengah pembiayaan perusahaan. Hal ini juga berdampak, jika perusahaan mengalami kesulitan keuangan, maka perusahaan akan kesulitan mencari tambahan dana dari para kreditur atau calon kreditur. Lebih lanjut, resiko kebangkrutan PT X untuk beberapa waktu ke depan akan jauh lebih besar daripada resiko kebangkrutan perusahaan-perusahaan lain dalam industri. Rasio Kelipatan Pembayaran Bunga (time-interest-earned – TIE). Rasio TIE ini mengukur seberapa besar laba operasi dapat menurun sampai perusahaan tidak dapat memenuhi beban bunga tahunan. Kegagalan memenuhi kewajiban ini akan mengakibatkan adanya tindakan hukum dari pemberi pinjaman. Lebih jauh, kegagalan memenuhi kewajiban tersebut juga mungkin menyebabkan kebangkrutan.

No comments:

Post a Comment

Joint this blog!

LinkWithin

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...